Bandung, Mevin.ID — Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Haluoleo Kendari Dr. Asrip Putera, SE.M.Si menilai 100 hari kerja Kementerian Koperasi yang dipimpin Budi Arie Setiadi telah berhasil mengembalikan marwah koperasi.
Catatan itu disampaikan Asrip menanggapi program 100 hari kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnys terkait Kementerian Koperasi yang dipimpin Budi Arie Setiadi.
Sebagaimana diketahui, Pemerintahan merah putih Prabowo – Gibran membentuk Kementerian Koperasi yang awalnya Menteri Koperasi dan UKM.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gagasan Prabowo – Gibran dengan membentuk Kementerian Koperasi tentunya tidak lepas dari keinginan mengembalikan marwah gerakan koperasi sebagai soko guru ekonomi bangsa dan fundamentalisme ekonomi bangsa.
Baca Juga :
Dorong SDM Koperasi Unggul, Kemenkop Dorong IKOPIN Univerity Jadi BLU
Menkop Budi Arie Paparkan 4 Kiat Agar Koperasi Miliki Daya Saing
Menkop Budi Arie Sampaikan Tips Berkoperasi Saat Terima Pengurus KBN Indonesia
Menkop Fokus Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat Untuk Berkoperasi, Target 100 Hari Kerja
“Penunjukan Budi Arie sebagai Menteri Koperasi menaruh harapan besar rakyat Indonesia khususnya gerakan koperasi agar kementerian koperasi dapat menjadi lokomotif dalam menggerakkan kembali koperasi di Indoneia yang konstitusional sesuai Pasal 33 UUD 1945,” kata Asrip di Jakarta, Minggu (9/2/2025).
Asrip menyoroti Program Strategis Kemenkop Menteri koperasi Budi Arie, yang merumuskan beberapa program strategis dalam rangka menyelesaikan problematika koperasi di Indonesia dan mengembalikan marwah koperasi Indonesia, termasuk dalam mendukung Program Asta Cita Prabowo-Gibran serta pertumbuhan ekonomi 8 %.
Beberapa program strategis antara lain digitalisasi koperasi, rebranding dan revitalisasi koperasi serta penguatan tata kelola dan SDM Koperasi.
Instrumen ini dilakukan dalam rangka memperbaiki ekosisistem koperasi, sehingga masyarakat tertarik untuk menjadi anggota koperasi.
Saat ini ratio masyarakat Indonesia yang menjadi anggota koperasi sangat kecil; data menunjukkan sekitar 27 juta Masyarakat Indonesia yang menjadi anggota koperasi.
“Sangat berbeda dengan Amerika Serikat yang mencapai 125 juta masyarakatnya berkoperasi padahal negaranya Individualisme,” kata Asrip.
Langkah berikutnya yang dilakukan Menteri Budi Arie adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi akibat salah kelola.
Di negara-negara yang koperasinya maju seperti di Jerman dan Denmark koperasi di kelola secara profesional hingga menjadi lokomotif ekonomi negaranya.
Program Revitalisasi Koperasi yang komprehensif menjadi program yang sangat baik dengan konsep merevitalisasi koperasi-koperasi bermasalah di Indonesia dari hulu sampai hilir sehingga koperasi bisa kembali berkontribusi untuk kesejahteraan anggota dan bangsa ini.
Terkait penguatan SDM Koperasi pendekatan program sarjana penggerak koperasi sangat baik dengan memaksimalkan output perguruan tinggi yang berkompeten dalam rangka berpartisipasi dalam tata kelola SDM.
Selanjutnya rencana menjadikan Kampus kampus yang berlatar belakang koperasi menjadi BLU Kemenkop adalah terobosan yang sangat baik untuk fokus dalam penguatan SDM koperasi melalu perguruan tinggi koperasi atau Kemenkop.
Asrip juga menilai, Penguatan koperasi melalui LPDB ( Lembaga Pengelola Dana Bergulir) perlu diapresiasi, sebagai salah satu instrumen penting dalam pengembangan koperasi untuk menjawab problematika klasik yaitu modal.
LPDB Kementerian Koperasi saat ini menyiapkan anggaran Rp 16,8 Triliun, diharapkan dapat menggerakkan badan usaha Koperasi dengan pola tepat sasaran dalam meminimalisir Resiko.
Bank Koperasi
Asrip menilai gagasan Kemenkop tentang Bank Koperasi Digital, sebagai pengganti fungsi Bank Bukopin yang dahulu milik Gerakan koperasi dan saat ini telah diakuisisi Kookmin Bank, raksasa Bank asal Korea, Bank Digital Koperasi ini nantinya akan menjadi Intermediasi Bank Koperasi dan Anggota Koperasi.
Di negara maju Bank Koperasi telah menjadi kekuatan keuangan negara dan agen pembangunan, saat ini di Jerman negara ini sektor keuanganya secara keseluruhan 74 persen ditopang oleh koperasi simpan pinjam (bank koperasi) dan bank tabungan yang mengadopsi prinsip koperasi.
Di Perancis Koperasi Bank Populaire jadi Bank Of the Year. Demikian juga Desjardins Credit Union di Canada.
Di Amerika Serikat bahkan Credit Union memiliki tingkat resiko 5 kali lebih baik ketimbang bank umum. Ketika krisis ekonomi tahun 2008 misalnya, mereka justru lancarkan double lending mengakselerasi ekonomi rakyat ketika bank umum menjadi penuh kehati hatian (over prudent).
Program program strategis tersebut sangat brilian dalam mengembalikan khittah koperasi menjadi soko guru ekonomi bangsa. Implementasi asta cita Prabowo dan menjadikan koperasi sebagai lokomotif pembangunan ekonomi nasional.***
Penulis : Bernade
Editor : Ude D Gunadi