Jakarta, Mevin.ID – Pemerintah akhirnya bertindak tegas. Sebanyak 212 merek beras diduga “nakal”—dimanipulasi dari sisi mutu, berat, hingga harga—mulai hari ini, Senin (30/6/2025), resmi dipanggil oleh Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan).
Langkah ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya pada peringatan Hari Krida Pertanian di Jakarta.
“Ada 212 merek. Mulai hari ini pemanggilannya oleh Satgas Pangan. Kami beri kesempatan, tapi harus ditindak. Kalau dibiarkan, konsumen dan petani kita terus dirugikan,” tegas Amran.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kerugian Publik Capai Rp99 Triliun per Tahun
Kementan menyebut, praktik curang yang dilakukan oleh para produsen beras tersebut telah menyebabkan kerugian konsumen hingga Rp99,35 triliun setiap tahun. Pelanggaran utamanya mencakup manipulasi kualitas, berat timbangan, dan harga eceran tertinggi (HET).
“Padahal stok padi kita saat ini tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Tapi kenapa harga di pasar tetap tinggi? Ini anomali, dan kami tidak tinggal diam,” ujar Mentan.
Dugaan pelanggaran ditemukan setelah investigasi di 10 provinsi besar. Dari 268 merek yang diperiksa, 212 di antaranya terbukti tak memenuhi standar mutu dan aturan pemerintah.
Langkah Tegas: Lapor Kapolri dan Kejagung
Tak hanya dipanggil, Kementan juga telah melaporkan para produsen tersebut kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kejaksaan Agung. Investigasi dilakukan secara kolaboratif antara Kementan, Satgas Pangan, dan kementerian/lembaga terkait lainnya.
“Kami tidak bisa biarkan mafia pangan bermain seenaknya. Mau Indonesia lumpuh pangannya? Kami harus bereskan ini semua, meski risikonya besar,” ucap Amran, yang menyatakan dirinya siap menghadapi tekanan demi membela petani dan rakyat kecil.
Menteri Bertaruh Jiwa Raga: “Kami Siap untuk Merah Putih”
Dalam pernyataan emosional, Amran mengaku mulai mendapat tekanan atas kebijakan korektif ini, namun menyatakan tak akan mundur. Ia menyebut dirinya dan jajarannya akan terus melawan praktik mafia pangan demi menegakkan kedaulatan pangan nasional.
“Jiwa ragaku untuk Merah Putih. Kami tidak peduli tekanan, yang penting kami di posisi membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia,” tegasnya.
Konteks Besar: Produksi Naik, Harga Tetap Melonjak
Meski produksi beras nasional tinggi, bahkan mencapai stok 4,15 juta ton, konsumen tetap dibebani harga tinggi dan kualitas produk yang menurun.
Situasi inilah yang mendorong Kementan melakukan investigasi dan koreksi menyeluruh di sistem distribusi dan perdagangan beras.***