798 Warga Palestina Tewas Saat Ambil Bantuan, Dunia Kecam Mekanisme Distribusi Gaza

- Redaksi

Sabtu, 12 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah warga laki-laki Palestina menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina (2/5/2025). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.

Sejumlah warga laki-laki Palestina menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina (2/5/2025). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.

Jenewa, Mevin.ID – Sedikitnya 798 warga Palestina dilaporkan tewas oleh pasukan militer Israel saat mereka mengakses bantuan kemanusiaan di Gaza sejak akhir Mei 2025.

Data ini dirilis oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada Jumat.

Juru bicara OHCHR menyebut 615 korban tewas di sekitar pusat distribusi bantuan yang dioperasikan Yayasan Kemanusiaan Gaza sejak 27 Mei, sementara 183 lainnya tewas di sepanjang rute konvoi bantuan.

Mekanisme Distribusi Bantuan Dikritik

Jumlah korban yang sangat tinggi ini memicu kekhawatiran global atas mekanisme distribusi bantuan di Gaza. Awal Juli, sebanyak 169 organisasi kemanusiaan menyerukan dihentikannya sistem distribusi yang dipimpin Amerika Serikat dan Israel melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza.

Mereka mengutip laporan penembakan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina yang menunggu bantuan di dekat lokasi yayasan tersebut.

Organisasi-organisasi itu mendesak agar distribusi bantuan dikembalikan ke mekanisme yang dipimpin PBB, seperti sebelum Israel memperketat blokade Gaza pada Maret lalu.

Banyak Lembaga Tolak Kerja Sama dengan Yayasan

Bantuan kemanusiaan mulai diizinkan masuk Gaza sejak akhir Mei, namun penyalurannya dilakukan melalui yayasan tersebut. Banyak kelompok bantuan internasional menolak bekerja sama karena yayasan ini dinilai terlalu terikat dengan otoritas Israel.

Dalam pernyataan bersama, ratusan organisasi bantuan internasional menuding Yayasan Kemanusiaan Gaza menyebabkan kondisi yang berbahaya dan mematikan bagi warga sipil.

Penandatangan pernyataan tersebut meliputi organisasi dari Eropa, AS, dan Israel yang bergerak di bidang bantuan pangan, medis, pembangunan, serta hak asasi manusia.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ditjen Pajak Buka Suara soal Dugaan Korupsi 2016–2020, Kejagung Geledah Rumah Mantan Pejabat
Prabowo Resmikan Enam Infrastruktur di Bantul, Minta Siswa Tak Lagi Dikerahkan Saat Kunker
Bareskrim Limpahkan Berkas Kasus Lisa Mariana ke Kejati Jabar, Jalan Panjang Perseteruan dengan Ridwan Kamil Masuki Babak Baru
Istana Respons Putusan MK: Polisi yang Jabat di Luar Struktur Wajib Pensiun atau Mundur
Densus 88: Radikalisasi Anak Meningkat Drastis, Jawa Barat dan Jakarta Jadi Episentrum, Bagaimana Polanya?
Menkum : Polisi Aktif yang Sudah Duduki Jabatan Sipil Tak Wajib Mundur
Janji Prabowo Gunakan Uang Rampasan Koruptor untuk Rakyat: Dari LPDP, Utang Whoosh, hingga Smartboard
Mabes Polri Klarifikasi: Hanya 300 Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 14:35 WIB

Ditjen Pajak Buka Suara soal Dugaan Korupsi 2016–2020, Kejagung Geledah Rumah Mantan Pejabat

Rabu, 19 November 2025 - 14:07 WIB

Prabowo Resmikan Enam Infrastruktur di Bantul, Minta Siswa Tak Lagi Dikerahkan Saat Kunker

Rabu, 19 November 2025 - 13:23 WIB

Bareskrim Limpahkan Berkas Kasus Lisa Mariana ke Kejati Jabar, Jalan Panjang Perseteruan dengan Ridwan Kamil Masuki Babak Baru

Rabu, 19 November 2025 - 11:30 WIB

Istana Respons Putusan MK: Polisi yang Jabat di Luar Struktur Wajib Pensiun atau Mundur

Rabu, 19 November 2025 - 08:33 WIB

Densus 88: Radikalisasi Anak Meningkat Drastis, Jawa Barat dan Jakarta Jadi Episentrum, Bagaimana Polanya?

Berita Terbaru