Jakarta, Mevin.ID – Pakar Gizi dari Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha menegaskan bahwa peran ahli gizi sangat krusial dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memperbaiki status gizi masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah.
“Memperbaiki status gizi masyarakat adalah peran utama ahli gizi dalam program MBG, karena mereka yang memahami fungsi makanan dan keamanan pangan,” kata Ikeu dalam siniar yang diikuti dari Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Menurut Ikeu, ahli gizi memiliki tanggung jawab menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) agar makanan yang disajikan aman, serta memastikan proses pengolahan sesuai standar dan bermanfaat dalam peningkatan gizi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, ia menjelaskan bahwa ahli gizi berperan dalam mengembangkan menu yang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan usia penerima manfaat, meski standar menunya tidak bersifat seragam karena menyesuaikan kondisi tiap daerah.
“Dalam pelaksanaannya, ahli gizi tetap memantau agar makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi, meskipun variasi menunya bergantung pada wilayah masing-masing,” ujarnya.
Ikeu juga menyoroti peran edukatif ahli gizi, antara lain melalui pelatihan keamanan pangan di tingkat sekolah dan satuan penyelenggara program. Edukasi ini menyasar siswa, guru, hingga pedagang di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi.
“Ahli gizi harus aktif memberikan pelatihan dan edukasi agar semua pihak memahami pentingnya pola makan sehat,” jelasnya.
Dalam konteks pengawasan, ahli gizi turut terlibat dalam monitoring dan evaluasi (monev) guna memastikan implementasi program berjalan sesuai perencanaan, termasuk mengukur efektivitas program dalam menurunkan prevalensi gizi buruk.
“Ahli gizi perlu menilai apakah program benar-benar berdampak, dan memberikan masukan untuk kebijakan yang lebih baik ke depan,” katanya.
Ikeu menyatakan bahwa MBG merupakan kebijakan negara dalam memenuhi hak anak atas gizi yang layak, sebagai bagian dari visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
“Tanpa gizi yang baik, kita tidak bisa mencetak sumber daya manusia yang unggul dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Gizi adalah fondasi menuju kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh di masa depan,” tegasnya.***