Bandung, Mevin.ID – Tren membuat video menggunakan AI sedang meledak. Bukan hanya meledak secara teknis, tapi juga meledak dalam artian: siapa pun sekarang bisa menciptakan video, tanpa perlu kamera, kru, atau bahkan aktor. Cukup dengan mengetik, lalu… abrakadabra! — video jadi.
Google sudah lebih dulu masuk dengan Veo 3, lewat integrasi dengan Gemini Pro dan Ultra. Tapi pada Senin (2/6), Microsoft resmi ikut turun gelanggang dengan fitur Bing Video Creator. Uniknya, Microsoft langsung memainkan kartu populernya: gratis. Berbeda dengan Google yang mewajibkan akses berbayar, Bing Video Creator memungkinkan siapa saja membuat video hanya dengan modal akun Microsoft dan sedikit poin Rewards.
Dan di balik layar semua ini: ada Sora, model AI buatan OpenAI yang bisa menerjemahkan teks menjadi video visual sinematik berdurasi pendek. Microsoft, sebagai mitra utama OpenAI, membawa Sora ke pangkuan publik untuk pertama kalinya secara gratis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaimana Cara Pakainya?
Untuk kamu yang penasaran, berikut langkah singkatnya:
- Buka aplikasi Microsoft Bing (versi mobile).
- Klik menu kanan atas, cari opsi “Video Creator”.
- Atau ketik saja di kolom pencarian: “Buat video tentang…”
- Masukkan ide kamu dalam bentuk teks.
- Klik “Buat” dan tunggu hasilnya.
Video berdurasi 5 detik dalam format vertikal 9:16, cocok untuk TikTok, Reels, dan Shorts. Format horizontal (16:9) kabarnya akan segera hadir.
Gratis, Tapi Tidak Tanpa Harga
Meski digembar-gemborkan gratis, Bing tetap mengenakan “biaya kecil” dalam bentuk 100 poin Microsoft Rewards per video. Poin ini bisa kamu kumpulkan lewat pencarian dengan Bing atau belanja di Microsoft Store. Praktis? Ya. Tapi ini juga cara Microsoft mendorong kebiasaan baru: makin sering kamu gunakan ekosistem mereka, makin besar aksesmu ke teknologi mutakhir.
Namun, di balik kemudahan ini, ada pertanyaan penting yang perlu kita pikirkan bersama:
Apa Implikasi Sosial dan Etisnya?
- Banjir Konten, Tapi Siapa yang Bertanggung Jawab?
Ketika siapa saja bisa bikin video hanya dengan teks, maka siapa pun bisa juga menyebar disinformasi, propaganda, atau bahkan deepfake yang makin sulit dibedakan dari kenyataan. Konten fiktif bisa jadi tampak sangat nyata—dan itu berbahaya jika tak disertai literasi digital yang kuat. - Kreator Tradisional Tergusur?
Saat video sinematik bisa dibuat dalam 10 detik tanpa kru, apa kabar sineas pemula, animator lokal, dan kreator mandiri? Apakah ini akhir dari proses kreatif berbasis skill, atau justru awal dari kolaborasi manusia-mesin yang lebih setara? - Data, Privasi, dan Kecanduan Inovasi
Microsoft Rewards tampaknya sepele, tapi sebenarnya adalah bentuk baru dari pertukaran data dan perhatian. Kamu “membayar” dengan perilaku, preferensi, dan jam hidupmu. Inilah ekonomi atensi dalam bentuk yang makin canggih dan tersembunyi.
Menuju Dunia Video-Teks: Siapkah Kita?
Bing Video Creator menandai sebuah titik balik. AI video tidak lagi eksklusif. Ini demokratisasi, tapi sekaligus dekonstruksi. Konten bukan lagi hasil kerja keras, tapi hasil prompt. Pertanyaannya sekarang bukan hanya apa yang bisa kita buat, tapi juga apa yang layak kita sebarkan.
Jika dulu kita bertanya, “Siapa yang punya kamera?”
Hari ini kita bertanya, “Siapa yang bisa framing cerita dengan AI?”
Dan dalam dunia di mana framing adalah segalanya, seperti yang kita bahas dalam wacana “kebenaran baru”, maka siapa yang menguasai alat, dialah yang mendikte realitas.
AI video sudah di tangan publik. Sekarang giliran publik belajar bagaimana tidak menjadi korban narasi buatan mesin.***