Garut, Mevin.ID – Sebuah video yang memperlihatkan aksi sweeping anarkis oleh sekelompok anggota organisasi masyarakat (Ormas) di sebuah warung di Garut, Jawa Barat, viral di media sosial.
Video yang diunggah oleh akun @plg_yedak pada Jumat (7/3) tersebut menunjukkan sejumlah anggota ormas mengenakan peci mendatangi warung yang masih melayani pelanggan.
Aksi ini menuai kecaman keras dari Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang menyebut tindakan tersebut sebagai aksi anarkis yang merusak citra Kabupaten Garut.
Lihat postingan ini di Instagram
Kronologi Aksi Sweeping
Dalam rekaman video tersebut, terlihat beberapa pelanggan tengah menikmati kopi dan merokok ketika ormas itu datang.
Tanpa adanya diskusi terlebih dahulu, salah satu anggota langsung menumpahkan kopi milik pelanggan. Salah satu anggota ormas yang berambut gondrong terlihat semakin agresif dengan menggebrak meja, melempar kayu, serta melempar gelas kaca hingga pecah.
Aksi ini menimbulkan ketakutan dan ketegangan di antara pelanggan dan pemilik warung. “Kami hanya ingin berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi tiba-tiba didatangi sekelompok orang dan diperlakukan seperti ini. Ini sangat menakutkan,” ujar salah seorang pedagang.
Kecaman Wakil Bupati Garut
Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang juga merupakan putri Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengecam keras aksi sweeping tersebut. Dalam pernyataannya, ia menyebut tindakan ini sebagai aksi anarkis yang mencoreng citra Kabupaten Garut.
“Ini tugas kami, highlight-nya hari ini ada kekerasan yang ujungnya adalah membuat citra Kabupaten Garut menjadi buruk,” ujar Putri Karlina.
Ia juga menyinggung peran koordinator Aliansi Umat Islam (AUI) Kabupaten Garut, Ceng Aam, yang dianggap bertanggung jawab atas aksi sweeping tersebut. Putri Karlina secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan ormas tersebut.
Dampak Negatif terhadap Citra Garut
Dalam beberapa cuplikan video yang beredar, Putri Karlina tampak emosional hingga menangis saat menjelaskan dampak negatif aksi sweeping ini terhadap masyarakat.
Ia menegaskan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan dan justru menimbulkan ketakutan di kalangan warga.
“Kalau misalnya Garut terkenalnya ormasnya meresahkan, anarkis dan segala macam, bahkan kan yang diviralkan, saya khawatir makin kuat identitas Garut sebagai kota yang tidak ramah investor,” bebernya.
Respons Warganet
Video tersebut menuai berbagai komentar dari warganet yang menilai tindakan ormas itu berlebihan dan tidak mencerminkan nilai-nilai bulan Ramadan.
- “Puasa nahan EMOSI bukan berasa si PALING SUCI,” tulis seorang netizen di kolom komentar.
- “Batal itu puasa, pake emosi,” tambah komentar lainnya.
- “Apakah pemukulan juga diperbolehkan? Saya berharap kepada korban pemukulan, LAPORKAN!,” tulis warganet lain dengan nada geram.
Peringatan dari Pihak Berwenang
Pihak kepolisian telah memberikan peringatan agar tidak ada lagi aksi sweeping ilegal di Garut maupun daerah lainnya. Warga diimbau untuk melaporkan tindakan serupa agar tidak terjadi ketegangan sosial selama Ramadan.
“Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang melakukan sweeping ilegal. Masyarakat diharapkan melaporkan jika menemukan aksi serupa,” tegas Kapolres Garut.
Aksi sweeping anarkis oleh ormas di Garut ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menghormati hak-hak masyarakat dan menegakkan hukum dengan cara yang benar.
Pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan suasana Ramadan yang damai dan toleran.***





















