AS Resmi Kenakan Tarif 145 Persen ke China, Perang Dagang Memanas Lagi

- Redaksi

Jumat, 11 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. ANTARA/Anadolu/py

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. ANTARA/Anadolu/py

Washington, Mevin.ID  – Pemerintah Amerika Serikat resmi menaikkan tarif impor terhadap barang-barang asal China menjadi minimal 145 persen, meningkat dari pengumuman sehari sebelumnya yang menetapkan tarif sebesar 125 persen.

Dalam pernyataan resminya pada Kamis (10/4) waktu setempat, Gedung Putih menjelaskan bahwa tarif baru ini bersifat akumulatif. Artinya, tambahan tarif 125 persen yang diumumkan Presiden Donald Trump pada hari sebelumnya diterapkan di atas tarif dasar 20 persen yang telah lebih dulu berlaku.

“Ya, tarif-tarif itu bersifat akumulatif,” tegas Gedung Putih, menjawab kebingungan publik soal apakah pemberlakuan tarif sebelumnya bersifat bertumpuk atau terpisah.

Presiden Trump mengaitkan kebijakan tarif ini dengan isu imigrasi ilegal serta peredaran fentanil di AS, yang menurutnya turut melibatkan peran China. Ia juga menargetkan barang-barang asal China bernilai di bawah US$800 dengan tarif 120 persen, efektif mulai 2 Mei mendatang.

Langkah ini menambah panjang daftar balasan tarif dagang antara kedua negara dalam beberapa pekan terakhir. China sebelumnya juga menaikkan tarif untuk sejumlah produk asal Amerika, memperburuk ketegangan dan memicu ketidakpastian di pasar global. Akibatnya, berbagai indeks saham di AS mengalami tekanan.

Sementara itu, Trump menyampaikan bahwa AS akan menangguhkan penerapan tarif timbal balik selama 90 hari untuk hampir seluruh negara, kecuali China. Negara-negara yang dikenai tarif pada Rabu lalu akan kembali dikenai tarif universal sebesar 10 persen selama masa penangguhan tersebut.

“Lebih dari 75 negara telah menyampaikan keinginan untuk berdialog dengan AS terkait isu perdagangan, hambatan tarif, dan manipulasi mata uang,” ujar Trump melalui akun Truth Social.

Namun, kebijakan penundaan tersebut tidak berlaku bagi China, yang tetap menjadi sasaran utama kebijakan dagang pemerintahan Trump di tengah memanasnya perang tarif.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Koalisi Sipil: RUU KUHAP Justru Melebar, Bukan Mengoreksi Kewenangan Polisi
Menkeu Purbaya Tanggapi Usulan Relaksasi Pajak Media dari Forum Pemred
Menkeu Purbaya Minta Media Lebih Lantang Kritik Pemerintah demi Jaga Ekonomi
Ethiopia Laporkan Wabah Pertama Virus Marburg, WHO Puji Respons Cepat Negeri Tanduk Afrika
Masuk Gedung Diminta KTP & Selfie? Pakar: Itu Berpotensi Langgar UU Pelindungan Data Pribadi
Ketika Ledakan Terjadi, Kamera Lebih Cepat dari Empati
Purbaya Ancam Tindak Tegas Penentang Kebijakan Pemberantasan Impor Baju Bekas
MK Larang Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Ini Daftar Jenderal yang Masih Menjabat

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 23:27 WIB

Koalisi Sipil: RUU KUHAP Justru Melebar, Bukan Mengoreksi Kewenangan Polisi

Minggu, 16 November 2025 - 19:16 WIB

Menkeu Purbaya Tanggapi Usulan Relaksasi Pajak Media dari Forum Pemred

Minggu, 16 November 2025 - 18:49 WIB

Menkeu Purbaya Minta Media Lebih Lantang Kritik Pemerintah demi Jaga Ekonomi

Minggu, 16 November 2025 - 17:13 WIB

Ethiopia Laporkan Wabah Pertama Virus Marburg, WHO Puji Respons Cepat Negeri Tanduk Afrika

Minggu, 16 November 2025 - 15:47 WIB

Masuk Gedung Diminta KTP & Selfie? Pakar: Itu Berpotensi Langgar UU Pelindungan Data Pribadi

Berita Terbaru