Bandung, Mevin.ID – Di balik harum kopi dan kualitas beras yang memenuhi pasar lokal maupun ekspor, terdapat satu titik penting yang jarang tersorot: Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Agro di Cinunuk, Kabupaten Bandung.
Balai ini menjadi ujung tombak yang memastikan produk pertanian Jawa Barat tidak hanya layak jual, tapi juga layak dipercaya.
Pada Selasa (22/4/2025), Komisi II DPRD Jawa Barat mengunjungi balai ini dalam agenda evaluasi dan penguatan kelembagaan. Anggota Komisi II, Tati Supriati Irwan, menegaskan bahwa keberadaan laboratorium pengujian semacam ini adalah fondasi utama bagi kepercayaan pasar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau ingin produk kita bersaing, jaminan mutunya tidak bisa ditawar. Di sinilah peran balai ini jadi sangat vital,” tegasnya.
Menjaga Nama Baik Petani Jabar
Fungsi balai tidak hanya sebatas teknis: mulai dari pengujian kadar air beras, tingkat keasaman teh, hingga kandungan logam berat pada kakao. Lebih dari itu, balai ini adalah penjaga reputasi produk agro Jabar di mata konsumen, baik domestik maupun internasional.
“Sertifikasi mutu dari sini adalah bentuk jaminan bahwa produk kita telah memenuhi standar nasional hingga global,” kata Tati.
Terjepit Keterbatasan, Tapi Tak Mengendur
Meski mengemban peran besar, balai dihadapkan pada persoalan klasik: keterbatasan alat dan SDM. Namun, semangat para tenaga teknis tetap menyala.
“Efisiensi anggaran itu sah-sah saja, tapi jangan sampai mengorbankan mutu. Ini soal kepercayaan, dan itu butuh ketelitian serta alat yang mumpuni,” imbuh Tati.
Layanan Terbuka untuk Semua
Tak hanya melayani industri besar, balai ini juga membuka pintu bagi petani, koperasi, hingga pelaku UMKM yang ingin menguji kualitas produknya. Ini menjadikan balai sebagai jembatan antara produksi rakyat kecil dan standar pasar.
Dengan kemampuan menguji berbagai komoditas unggulan Jawa Barat—kopi, teh, kakao, hingga beras—balai ini membuktikan bahwa menjaga mutu bukanlah hak eksklusif industri besar, tapi hak seluruh pelaku ekonomi.***