Bank Dunia: Ketidakpastian Global Saat Ini Lebih Buruk dari Era COVID-19

- Redaksi

Senin, 23 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jakarta, Mevin.ID — Dunia tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi yang jauh lebih parah dibandingkan masa pandemi COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Lead Economist World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab, dalam peluncuran laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2025 di Jakarta, Senin (23/6/2025).

Menurut Habib, rangkaian konflik global—mulai dari perang tarif dagang hingga konflik bersenjata di Timur Tengah—telah menciptakan guncangan yang membuat arah ekonomi global sulit diprediksi.

“Jika dibandingkan dengan guncangan besar seperti pandemi COVID-19, tingkat ketidakpastian saat ini jauh lebih tinggi. Ketidakpastian berbeda dengan risiko—ia tidak bisa diukur,” ujar Habib.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dampak Ketidakpastian: Ekonomi Tak Punya Arah

Habib menganalogikan situasi saat ini seperti prakiraan cuaca yang kehilangan kemampuan membaca kondisi atmosfer. Saat pandemi, ancaman yang datang seperti badai besar yang terlihat jelas—masyarakat dan pemerintah tahu harus bersiap dengan ‘payung’ kebijakan.

Namun kini, cuaca ekonomi global ibarat angin kencang yang datang dari segala arah tanpa pola yang bisa ditebak. Ketidakpastian ini membuat investor, pelaku usaha, dan konsumen kesulitan mengambil keputusan.

Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi Turun

Sebagai dampak dari ketidakpastian tersebut, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan yang semula diperkirakan mencapai 2,7% pada 2025, kini direvisi menjadi 2,3% untuk 2025 dan 2,4% pada 2026—semakin jauh dari rerata historis di angka 3%.

“Kita seperti tidak memiliki informasi apapun. Ketidakpastian ini membuat pengambilan kebijakan, investasi, dan konsumsi menjadi sangat sulit,” tambah Habib.

Pasar Keuangan Paling Rentan

Habib juga menyoroti dampak signifikan terhadap sektor pasar keuangan. Menurutnya, sentimen pasar kini mengambil alih peran data dan fundamental ekonomi, karena ketidakpastian membuat arah kebijakan sulit diprediksi.

“Ketika kejelasan menghilang, sentimen mengambil alih. Hal ini paling terlihat jelas di pasar keuangan,” jelasnya.

Bank Dunia mendorong negara-negara, termasuk Indonesia, untuk memperkuat fondasi domestik, menjaga stabilitas fiskal, dan memperkuat sistem perlindungan sosial guna menghadapi guncangan global yang semakin tidak terduga.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kemampuan Bayar Cicilan Rumah Turun, BI Catat NPL KPR Tertinggi dalam 4 Tahun Sejak Pandemi Covid-19
Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih Diundur ke 21 Juli 2025, Presiden Prabowo Dijadwalkan Hadir di Klaten
Pemerintah Siapkan Kebijakan LPG 3 Kg Satu Harga, Berlaku Mulai Tahun Depan
Bank Syariah Muhammadiyah Resmi Beroperasi, Namanya Bank Syariah Matahari
QRIS Go Global: Solusi Pembayaran Digital Indonesia yang Bikin AS Gerah?
Hari Koperasi Nasional ke-78: Saatnya Koperasi Naik Kelas
18 BUMN Gabung ke Ekosistem Kopdes Merah Putih, Sinergi Nyata Bangun Ekonomi Desa
Kopdes Merah Putih Siap Cetak 2 Juta Lapangan Kerja, Pemerintah Gandeng BLK dan Komunitas Daerah

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 12:19 WIB

Kemampuan Bayar Cicilan Rumah Turun, BI Catat NPL KPR Tertinggi dalam 4 Tahun Sejak Pandemi Covid-19

Senin, 14 Juli 2025 - 09:25 WIB

Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih Diundur ke 21 Juli 2025, Presiden Prabowo Dijadwalkan Hadir di Klaten

Senin, 14 Juli 2025 - 09:17 WIB

Pemerintah Siapkan Kebijakan LPG 3 Kg Satu Harga, Berlaku Mulai Tahun Depan

Minggu, 13 Juli 2025 - 13:51 WIB

Bank Syariah Muhammadiyah Resmi Beroperasi, Namanya Bank Syariah Matahari

Jumat, 11 Juli 2025 - 21:10 WIB

QRIS Go Global: Solusi Pembayaran Digital Indonesia yang Bikin AS Gerah?

Berita Terbaru

Foto: Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala. (dok. istimewa)

Editorial

Negara yang Sibuk Membangun, Tapi Lupa Jalan Pulang

Senin, 14 Jul 2025 - 08:51 WIB