Purwakarta, Mevin.ID — Siang itu, matahari menyengat tanpa ampun. Udara panas terasa menempel di kulit. Namun, di tengah lahan pertanian modern milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta, semangat justru sedang tumbuh.
Di bawah terik langit biru, Abang Ijo Hapidin berdiri berdampingan dengan Mizan Muhami, Kepala Lapas Kelas IIB Purwakarta.
Dengan wajah serius tapi penuh keyakinan, keduanya mengumumkan sebuah langkah baru—kolaborasi yang tak sekadar simbolik, tetapi punya arah jelas: memberi masa depan bagi warga binaan.
@bangwabup.purwakartaFokus kerja nyata#abangijohapidin #lapaspurwakarta #prabowosubianto #ketahananpangan #gibranrakabuming @om zein ||Saepul Bahri binzein @Purwakarta Update @KEMENTRIAN PERTANIAN @Kementrian KELAUTAN &PERIKANAN @KEMENTRIAN KETENAGA KERJA @Kementrian Sosial Indonesia♬ suara asli – ABANG IJO HAPIDIN WABUP PWK – ABANG IJO HAPIDIN WABUP PWK
“Kami berkomitmen untuk kolaborasi. Ini bukan hanya untuk masyarakat Purwakarta, tapi juga bagi saudara-saudara kita yang sedang menjalani masa binaan. Besok, mereka akan belajar pertanian, perikanan, dan peternakan di sini,” ujar Hapidin, Wakil Bupati Purwakarta, dalam pernyataannya, Selasa (15/10/2025).
Program ini akan memanfaatkan green house pembibitan tanaman sebagai ruang pelatihan produktif bagi narapidana.
Bukan sekadar ruang belajar bertani, melainkan jembatan antara masa hukuman dan masa depan—bekal nyata untuk hidup mandiri setelah bebas.
“Green house ini menjadi yang pertama di lingkungan lapas Indonesia. Kami ingin Lapas Purwakarta menjadi pelopor dalam pembinaan berbasis kemandirian,” kata Mijan, 34 tahun, yang memimpin Lapas dengan pendekatan progresif.
Di fasilitas ini, para narapidana akan belajar membibitkan berbagai jenis tanaman unggul, memahami proses tanam modern, hingga teknik pengelolaan hasil secara berkelanjutan. Program ini bukan sekadar proyek ketahanan pangan, melainkan investasi sosial.
“Kami ingin ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka punya keterampilan dan penghasilan. Ini bukan hanya soal pertanian, tapi tentang membangun kembali masa depan,” ujar Hapidin.
Kolaborasi Pemkab Purwakarta dan Lapas II B ini menjadi bagian dari strategi daerah membangun ekonomi rakyat berbasis inklusi. Pemerintah tidak sekadar memberi pelatihan, tetapi menyiapkan ruang aktualisasi agar narapidana kelak kembali sebagai bagian produktif dari masyarakat.
“Pemimpin muda punya cara pandang berbeda. Kami ingin menciptakan sumber daya manusia unggul dan komunitas ekonomi yang kuat,” tambah Mijan.
Program green house pembibitan ini diharapkan menjadi ikon ketahanan pangan Purwakarta, sekaligus model pembinaan lapas yang humanis dan visioner di Indonesia.
“Semoga program ini berjalan lancar dan bisa menjadi panutan untuk lapas lainnya,” tutup Hapidin.
Di tengah terik siang yang menyengat, benih kehidupan itu mulai ditanam. Dari dalam green house, harapan pun tumbuh.***




















