Bekasi, Mevin.ID – Tak banyak yang tahu, Kota Bekasi punya jejak panjang dalam peta ekspor ikan hias dunia. Sejak 1998, kota ini konsisten menjadi eksportir terbesar ikan hias air tawar di Indonesia. Jutaan ekor ikan warna-warni dari kolam-kolam kecil di gang sempit hingga rumah warga, dikirim ke mancanegara setiap bulan.
Saat ini, ada 18 eksportir ikan hias yang aktif di Kota Bekasi—jumlah terbanyak dibanding daerah lain di Indonesia. Dari mereka, ikan-ikan eksotis ini melenggang ke Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Negara tujuan terbesar? Cina. Di sana, kebutuhan ikan hias disebut “tanpa batas”.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam seminggu, hampir setiap hari ada pengiriman ikan ke luar negeri,” ujar seorang pelaku ekspor di Bekasi.
Namun, di balik geliat ekspor yang tetap stabil, ada cerita lain yang lebih sunyi: produksi ikan hias di tingkat pembudidaya justru menurun drastis.
Banyak petani ikan kecil yang gulung tikar, tak kuat menghadapi biaya produksi dan lemahnya dukungan infrastruktur. Akibatnya, rantai pasok pun kian tertekan.
DPRD Bekasi Dorong Kebangkitan Budidaya Ikan Hias
Kondisi ini menjadi perhatian Ahmad Murodi, S.Pd, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Bekasi. Dalam agenda reses kedua tahun 2025, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan kembali kejayaan Kota Bekasi sebagai “lumbung” ikan hias nasional.
Menurutnya, budidaya ikan hias bisa jadi solusi ekonomi keluarga karena tidak memerlukan lahan luas. Bahkan, kata Murodi, sebagian ikan hias diekspor ke Tiongkok untuk keperluan bahan baku industri kosmetik.
“Ini bukan sekadar soal ekspor. Ini juga soal ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi warga,” katanya dalam kegiatan yang berlangsung Kamis (24/4/2025) di Bekasi Barat.
Murodi mendorong pembentukan kelompok-kelompok pembudidaya baru. Setiap kelompok terdiri dari 13 orang, dan akan mendapat dukungan dana pemerintah sebesar Rp65 juta untuk pengembangan usaha.
Dukungan Nyata untuk Warga dan Kader Posyandu
Dalam kesempatan yang sama, Murodi juga menjanjikan bantuan untuk para kader Posyandu. Tiga Posyandu di wilayah RW 04, Bintara Jaya, akan menerima dukungan berupa uang tunai Rp150.000 per bulan untuk masing-masing pengurus.
Tak hanya retorika, Murodi meminta warga segera menyampaikan usulan-usulan perbaikan sarana dan prasarana. Semua aspirasi akan dibawa ke meja pembahasan APBD Perubahan 2025.
“Kita ingin program-program ini menyentuh langsung kehidupan warga. Jangan ragu sampaikan kebutuhan,” pungkasnya.***
Penulis : Fathur Rachman
Editor : Pratigto