Dari Bekasi ke Dunia: Ikan Hias Masih Jadi Komoditas Andalan, Meski Pembudidaya Banyak yang Tumbang

- Redaksi

Kamis, 24 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Bekasi, Mevin.ID – Tak banyak yang tahu, Kota Bekasi punya jejak panjang dalam peta ekspor ikan hias dunia. Sejak 1998, kota ini konsisten menjadi eksportir terbesar ikan hias air tawar di Indonesia. Jutaan ekor ikan warna-warni dari kolam-kolam kecil di gang sempit hingga rumah warga, dikirim ke mancanegara setiap bulan.

Saat ini, ada 18 eksportir ikan hias yang aktif di Kota Bekasi—jumlah terbanyak dibanding daerah lain di Indonesia. Dari mereka, ikan-ikan eksotis ini melenggang ke Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Negara tujuan terbesar? Cina. Di sana, kebutuhan ikan hias disebut “tanpa batas”.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam seminggu, hampir setiap hari ada pengiriman ikan ke luar negeri,” ujar seorang pelaku ekspor di Bekasi.

Namun, di balik geliat ekspor yang tetap stabil, ada cerita lain yang lebih sunyi: produksi ikan hias di tingkat pembudidaya justru menurun drastis.

Banyak petani ikan kecil yang gulung tikar, tak kuat menghadapi biaya produksi dan lemahnya dukungan infrastruktur. Akibatnya, rantai pasok pun kian tertekan.

DPRD Bekasi Dorong Kebangkitan Budidaya Ikan Hias

Kondisi ini menjadi perhatian Ahmad Murodi, S.Pd, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Bekasi. Dalam agenda reses kedua tahun 2025, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan kembali kejayaan Kota Bekasi sebagai “lumbung” ikan hias nasional.

Menurutnya, budidaya ikan hias bisa jadi solusi ekonomi keluarga karena tidak memerlukan lahan luas. Bahkan, kata Murodi, sebagian ikan hias diekspor ke Tiongkok untuk keperluan bahan baku industri kosmetik.

“Ini bukan sekadar soal ekspor. Ini juga soal ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi warga,” katanya dalam kegiatan yang berlangsung Kamis (24/4/2025) di Bekasi Barat.

Murodi mendorong pembentukan kelompok-kelompok pembudidaya baru. Setiap kelompok terdiri dari 13 orang, dan akan mendapat dukungan dana pemerintah sebesar Rp65 juta untuk pengembangan usaha.

Dukungan Nyata untuk Warga dan Kader Posyandu

Dalam kesempatan yang sama, Murodi juga menjanjikan bantuan untuk para kader Posyandu. Tiga Posyandu di wilayah RW 04, Bintara Jaya, akan menerima dukungan berupa uang tunai Rp150.000 per bulan untuk masing-masing pengurus.

Tak hanya retorika, Murodi meminta warga segera menyampaikan usulan-usulan perbaikan sarana dan prasarana. Semua aspirasi akan dibawa ke meja pembahasan APBD Perubahan 2025.

“Kita ingin program-program ini menyentuh langsung kehidupan warga. Jangan ragu sampaikan kebutuhan,” pungkasnya.***

Penulis : Fathur Rachman

Editor : Pratigto

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

18 BUMN Gabung ke Ekosistem Kopdes Merah Putih, Sinergi Nyata Bangun Ekonomi Desa
Kopdes Merah Putih Siap Cetak 2 Juta Lapangan Kerja, Pemerintah Gandeng BLK dan Komunitas Daerah
Indonesia Tawarkan Pemangkasan Bea Masuk Produk AS, Imbalannya Akses Ekspor dan Impor Gandum Rp8 Triliun
Ketika Pasar Mulai Sepi dan Kios Dikunci: Potret Suram Pedagang Tradisional Pangandaran di Era Digital
Rasio Kredit Macet KPR Tertinggi dalam Empat Tahun, BTN dan BCA Akui Tekanan Ekonomi
Kabar Baik untuk Pahlawan Devisa: KUR Khusus Pekerja Migran Tanpa Jaminan, Plafon Hingga Rp100 Juta
Pemerintah Izinkan KUR untuk Renovasi Rumah Usaha, Plafon Capai Rp13 Triliun
Desa Jungjang Siap Jadi Role Model Kemitraan Ekonomi Desa Berbasis Koperasi dan BUMDesa

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:48 WIB

18 BUMN Gabung ke Ekosistem Kopdes Merah Putih, Sinergi Nyata Bangun Ekonomi Desa

Selasa, 8 Juli 2025 - 06:55 WIB

Kopdes Merah Putih Siap Cetak 2 Juta Lapangan Kerja, Pemerintah Gandeng BLK dan Komunitas Daerah

Senin, 7 Juli 2025 - 16:06 WIB

Indonesia Tawarkan Pemangkasan Bea Masuk Produk AS, Imbalannya Akses Ekspor dan Impor Gandum Rp8 Triliun

Senin, 7 Juli 2025 - 13:58 WIB

Ketika Pasar Mulai Sepi dan Kios Dikunci: Potret Suram Pedagang Tradisional Pangandaran di Era Digital

Senin, 7 Juli 2025 - 11:02 WIB

Rasio Kredit Macet KPR Tertinggi dalam Empat Tahun, BTN dan BCA Akui Tekanan Ekonomi

Berita Terbaru