Dedi Mulyadi: Pemekaran 5 Provinsi di Jawa Barat Tidak Realistis, Warga Butuh Jalan Bukan Provinsi Baru

- Redaksi

Minggu, 6 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Lanud Husein Sastranegara Bandung, Selasa (11/3/2025)

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Lanud Husein Sastranegara Bandung, Selasa (11/3/2025)

Bandung, Mevin.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara tegas menyatakan bahwa wacana pemekaran lima provinsi baru di wilayahnya tidak mungkin direalisasikan dalam waktu dekat.

Selain terganjal moratorium pemerintah pusat, Dedi menilai kebutuhan dasar masyarakat saat ini jauh lebih mendesak dibanding membentuk daerah otonomi baru.

“Lima daerah baru di Jawa Barat? Enggak mungkin! Itu wacana yang tidak realistis,” ujar Dedi saat dikonfirmasi, Minggu, 6 Juli 2025.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Moratorium Masih Berlaku, Anggaran Lebih Dibutuhkan untuk Fasilitas Publik

Menurut Dedi, alasan utama sulitnya realisasi pemekaran adalah moratorium daerah otonomi baru yang masih diberlakukan pemerintah pusat. Artinya, tidak ada satupun daerah baru yang bisa disahkan tanpa pencabutan kebijakan tersebut.

Tapi bukan hanya soal kebijakan pusat. Dedi menekankan bahwa anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini harus difokuskan pada hal yang jauh lebih konkret.

“Yang mendesak hari ini, anggaran Pemprov Jabar dipakai untuk membangun jalan, sekolah, irigasi, puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas layanan publik lainnya. Itu yang lebih penting,” tegasnya.

Dengan gaya khasnya, Dedi menambahkan pernyataan bernada humor: “Rakyat Jawa Barat hari ini butuh jalan baru, sekolah baru, rumah sakit baru, layanan pemerintah yang baru dan terbarukan. Kalau saya butuh istri baru,” ujarnya sambil tertawa, yang kemudian viral di media sosial.

Wacana Lima Provinsi Baru di Jawa Barat

Meskipun Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut wacana ini sulit diwujudkan, aspirasi pembentukan provinsi baru di Jawa Barat masih terus bergulir, terutama dari daerah-daerah yang merasa kurang terlayani secara optimal oleh pusat pemerintahan provinsi. Berikut adalah lima usulan provinsi baru yang pernah diajukan ke Komisi I DPRD Jawa Barat:

  1. Provinsi Sunda Galuh (Talaga Cianjaran)
    Meliputi:

    • Kabupaten Tasikmalaya
    • Kota Tasikmalaya
    • Kabupaten Garut
    • Kabupaten Ciamis
    • Kota Banjar
    • Kabupaten Pangandaran
      Provinsi ini mencerminkan identitas budaya Galuh dan aspirasi daerah Priangan Timur untuk lebih mandiri.
  2. Provinsi Sunda Priangan (Bandung Suci)
    Meliputi:

    • Kota Bandung
    • Kabupaten Bandung
    • Kabupaten Bandung Barat
    • Kabupaten Sumedang
    • Kota Cimahi
      Sebagai pusat urban dan ekonomi, wilayah ini dinilai memiliki kapasitas administratif dan infrastruktur untuk berdiri sendiri.
  3. Provinsi Sunda Pakuan (Gorde Suci)
    Meliputi:

    • Kabupaten Bogor
    • Kota Bogor
    • Kota Depok
    • Kabupaten Sukabumi
    • Kota Sukabumi
    • Kabupaten Cianjur
      Wilayah ini dikenal sebagai kawasan megapolitan penyangga Ibu Kota, dengan tekanan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
  4. Provinsi Sunda Taruma / Bagasasi (Pusaka Besi)
    Meliputi:

    • Kabupaten Purwakarta
    • Kabupaten Subang
    • Kabupaten Karawang
    • Kabupaten Bekasi
    • Kota Bekasi
      Menggabungkan kawasan industri dan pertanian, wilayah ini disebut-sebut punya potensi ekonomi yang besar untuk dikelola sendiri.
  5. Provinsi Sunda Caruban (Kunci Iman)
    Meliputi:

    • Kabupaten Kuningan
    • Kabupaten Cirebon
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Indramayu
    • Kabupaten Majalengka
      Provinsi ini mencerminkan wilayah Pantura bagian timur yang memiliki akar sejarah Kerajaan Cirebon dan potensi budaya serta ekonomi tersendiri.

Tujuan utama wacana ini, menurut para pengusul, adalah mempercepat pelayanan publik dan pemerataan pembangunan di wilayah-wilayah yang selama ini merasa kurang mendapat perhatian dari pusat pemerintahan provinsi.

Antara Wacana Politik dan Kenyataan Anggaran

Di atas kertas, pemekaran provinsi bisa menjadi solusi atas beban wilayah yang terlalu luas dan penduduk yang sangat padat. Namun di lapangan, realisasinya terganjal faktor politik, kebijakan nasional, serta ketersediaan anggaran dan infrastruktur dasar.

Gubernur Dedi sendiri menilai bahwa memekarkan wilayah tanpa kesiapan fiskal dan administratif hanya akan menambah beban, bukan menyelesaikan masalah. Ia lebih memilih mengalokasikan energi dan dana untuk menjawab kebutuhan riil warga Jawa Barat.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri
Kasus Fitnah Ijazah Palsu, Laporan Jokowi Naik ke Penyidikan
Kemendagri Tunggu Hasil DNA Mayat Tanpa Kepala yang Ditemukan di Ciliwung
Kejagung Tetapkan Riza Chalid sebagai Tersangka Korupsi Migas, Negara Rugi Rp 285 Triliun
Kapolri Listyo Sigit Terima Penghargaan dari ITUC atas Dedikasi bagi Keadilan Ketenagakerjaan
KP2MI Pastikan Perlindungan Pekerja Migran RI dalam Kerja Sama dengan Qatar
Misteri Mayat Tanpa Kepala di Kali Ciliwung: Tubuh Membusuk, Dikelilingi Biawak, dan Sulit Diidentifikasi
Misteri Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan: Bunuh Diri, Pembunuhan, atau Tekanan Psikologis?

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:40 WIB

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:30 WIB

Kasus Fitnah Ijazah Palsu, Laporan Jokowi Naik ke Penyidikan

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:07 WIB

Kemendagri Tunggu Hasil DNA Mayat Tanpa Kepala yang Ditemukan di Ciliwung

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:46 WIB

Kejagung Tetapkan Riza Chalid sebagai Tersangka Korupsi Migas, Negara Rugi Rp 285 Triliun

Kamis, 10 Juli 2025 - 23:09 WIB

Kapolri Listyo Sigit Terima Penghargaan dari ITUC atas Dedikasi bagi Keadilan Ketenagakerjaan

Berita Terbaru

Ekonomi

Hari Koperasi Nasional ke-78: Saatnya Koperasi Naik Kelas

Jumat, 11 Jul 2025 - 20:14 WIB

Berita

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri

Jumat, 11 Jul 2025 - 18:40 WIB