Jakarta, Mevin.ID — Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, mengungkapkan bahwa rata-rata intelligence quotient (IQ) anak-anak di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari kanal YouTube BGN pada Senin (23/6/2025), Tigor menyebutkan bahwa angka rata-rata IQ anak Indonesia saat ini berada di angka 78.
“Mungkin banyak yang tidak percaya, tapi data dari komunitas internasional menyebutkan bahwa rata-rata IQ kita sekarang di angka 78. Itu termasuk rendah di ASEAN,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Tigor, angka tersebut merupakan hasil akumulasi dari sekitar 80 juta anak Indonesia. Meski ada yang memiliki IQ tinggi di atas 120, sebagian besar berada di bawah angka 70, sehingga menurunkan rata-rata secara nasional.
Sebagai pembanding, ia menyebutkan bahwa negara-negara seperti Jepang, Inggris, dan Singapura telah memiliki rata-rata IQ di atas 100. Khusus Jepang, angka rata-rata IQ tercatat mencapai 115, yang disebut sebagai hasil dari konsistensi program makanan bergizi nasional selama lebih dari 100 tahun.
Program Gizi Nasional Jadi Prioritas
Menanggapi kondisi ini, BGN mendorong pelaksanaan program makanan bergizi nasional (MBG) sebagai investasi jangka panjang dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Sasaran utama program ini adalah anak-anak dan remaja di bawah usia 16 tahun, serta ibu hamil dan menyusui.
“Anak-anak SMA sekarang lima tahun lagi akan memasuki dunia kerja. Anak-anak SD, 20 tahun lagi akan jadi tulang punggung Indonesia 2045. Kita harus pastikan mereka tumbuh dengan gizi yang cukup,” tegas Tigor.
Ia menambahkan bahwa program ini dirancang untuk berkelanjutan lintas pemerintahan, dan tidak bergantung pada masa jabatan kepemimpinan tertentu.
Gizi Terkait Langsung dengan Perkembangan Kognitif
Tigor menekankan bahwa kecukupan gizi sejak masa kehamilan hingga usia remaja sangat menentukan perkembangan otak anak.
“Kita tahu anak kekurangan vitamin B2 bisa mengalami beri-beri, kekurangan vitamin C mudah sakit. Dengan gizi yang cukup, anak-anak bisa tumbuh sehat, kuat, dan cerdas,” ujarnya.
BGN menyatakan telah mengadopsi berbagai praktik terbaik dari negara lain, termasuk Jepang, untuk dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan gizi nasional yang menyeluruh dan berkelanjutan.***