DPRD Jabar Kritik Tajam Gagasan Dedi Mulyadi Soal Donasi Rp1.000 Sehari

- Redaksi

Rabu, 8 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandung, Mevin.ID – Rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui program Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau “Poe Ibu”, yang mengajak masyarakat berdonasi Rp1.000 per hari, menuai sorotan tajam dari DPRD Jawa Barat.

Anggota Komisi V DPRD Jabar sekaligus Ketua Fraksi PPP, Zaini Shofari, menilai kebijakan tersebut berpotensi menjadi beban baru bagi masyarakat, termasuk bagi ASN dan siswa.

“Gerakan yang bersifat kesetiakawanan sosial itu seharusnya tumbuh dari hati masyarakat. Kalau melalui surat edaran atau imbauan formal, kesannya jadi paksaan. Ini bukan lagi gerakan spontan, tapi kewajiban terselubung,” ujar Zaini, Senin (6/10/2025).

Ia menegaskan bahwa bagi dunia pendidikan, aturan tegas sudah melarang segala bentuk pungutan kepada siswa. Menurutnya, jika gerakan donasi Rp1.000 per hari diberlakukan di sekolah, hal ini jelas bertentangan dengan regulasi yang berlaku.

“Kalau menyasar siswa, itu melanggar aturan sekolah. Sekolah tidak boleh melakukan pungutan dalam bentuk apa pun,” ucapnya.

Zaini juga mengkritisi landasan hukum gerakan tersebut yang disebut mengacu pada PP Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Ia menilai, penerapan gerakan itu justru bisa bertabrakan dengan aturan lain, termasuk regulasi pendidikan dan struktur keuangan daerah.

“Ketika pemerintah daerah mendorong masyarakat untuk urunan harian, itu bisa diartikan pemerintah tidak mampu mengelola keuangan secara efektif. Jangan sampai tanggung jawab kesejahteraan publik dialihkan ke rakyat,” tegasnya.

Menurutnya, masyarakat Jawa Barat sejatinya sudah memiliki budaya gotong royong dan solidaritas sosial tanpa harus diatur melalui kebijakan formal.

“Solidaritas sosial sudah hidup di masyarakat. Mereka membantu sesama tanpa perintah. Jangan sampai semangat gotong royong yang alami justru kehilangan maknanya karena diformalkan lewat kebijakan,” katanya.

Meski begitu, sebagian warga menganggap ide Dedi Mulyadi tetap memiliki semangat positif bila dijalankan dengan prinsip sukarela dan transparan.

Namun, DPRD Jabar mengingatkan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam mengemas program sosial agar tidak menimbulkan kesan memaksa.***

Facebook Comments Box

Penulis : Jihad Abd Mujahid

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPR Soroti Temuan Aqua Gunakan Sumur Bor, Minta Pengambilan Air Dievaluasi
Penguatan Ekonomi Pemuda Melalui UMKM Jadi Fokus Kemah Bakti Jakarta Utara
Bahasa Portugis Masuk Sekolah, DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Relevansinya
Pesantren dan Peradaban: Seruan Nia Purnakania di Hari Santri 2025
Menjaga Api Budaya di Era Digital: Seruan Nia Purnakania untuk Generasi Muda
Komisi II DPRD Jabar Soroti Keterbatasan SDM dan Sarana di UPTD Mekanisasi Pertanian
Dasco: Anggota DPR Kerap Rogoh Kocek Pribadi saat Reses
Dana Reses DPR Naik Jadi Rp 702 Juta, Dasco: Karena Kegiatan Bertambah

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 22:30 WIB

DPR Soroti Temuan Aqua Gunakan Sumur Bor, Minta Pengambilan Air Dievaluasi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:18 WIB

Penguatan Ekonomi Pemuda Melalui UMKM Jadi Fokus Kemah Bakti Jakarta Utara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:42 WIB

Bahasa Portugis Masuk Sekolah, DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Relevansinya

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:51 WIB

Pesantren dan Peradaban: Seruan Nia Purnakania di Hari Santri 2025

Jumat, 17 Oktober 2025 - 09:41 WIB

Menjaga Api Budaya di Era Digital: Seruan Nia Purnakania untuk Generasi Muda

Berita Terbaru