Dua Wajah Kuasa: Dari Reruntuhan VOC ke Kebangkitan Koperasi Eropa

- Redaksi

Sabtu, 29 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Agus Pakpahan adalah Rektor Ikopin University, Pakar Ekonomi Kelembagaan.

Agus Pakpahan adalah Rektor Ikopin University, Pakar Ekonomi Kelembagaan.

KOLOM AGUS PAKPAHAN

Pada Imajinasi ini disampaikan kisah luka dua zaman yaitu zaman kejayaan kapitalisme yang digambarkan VOC, yang akhirnya mati karena keserakahan dan kekejamannya vs. zaman kehancuran yang ternyata diselamatkan koperasi.

Seperti apa ceritanya, silakan baca selanjutnya di bawah ini. Semoga bermanfaat. Salam koperasi.

***

Prolog: Luka Dua Zaman 1602, Amsterdam – 1945, Rotterdam

Di pelabuhan Amsterdam abad ke-17, kapal VOC Eendracht berlayar membawa meriam dan kontrak monopoli.

Tujuan: kepulauan rempah di timur. Di geladak, para direktur bersulang dengan anggur Prancis: “Untuk kejayaan pemegang saham!”

Dua abad kemudian, di Rotterdam yang hancur oleh bom Perang Dunia II, seorang ibu bernama Anneke van Dijk mengumpulkan kentang dari reruntuhan. Di tangannya, buku catatan koperasi warisan ayahnya: “Kita akan bangkit seperti dulu Rochdale melawan Revolusi Industri.”

I: Akar Masalah – VOC dan Filsafat Ekstraksi (1602-1799)

Dialog Hantu di Banda Neira, 1621

Gubernur VOC Jan Pieterszoon Coen berdiri di atas kuburan massal 15.000 orang Banda:
“Kalian protes karena kami monopoli pala? Ini hukum kapitalisme: yang kuat memangsa yang lemah!”

Di sudut lain, arwah kepala suku Banda berbisik:

“Suatu hari nanti, akan ada yang membangun sistem di mana yang lemah bersatu melawan keserakahan.”

Data Hitam:

– 2,5 juta ton rempah dirampok VOC, setara dengan €7 triliun nilai kini.

– 1 juta budak Asia-Afrika diperdagangkan untuk perkebunan.

II: Benih Penyelamat – Koperasi Rochdale dan Eropa Pasca-Perang (1844-1945)

1946, Bavaria – Jejak Raiffeisen

Hans Müller, mantan tentara Wehrmacht, menggenggam foto koperasi pertanian Rochdale 1844. Di depannya, 20 petani Jerman bersumpah:

“Kita akan hidupkan kembali prinsip ‘satu anggota satu suara’ – ini antidot untuk fasisme!”

Mereka meminjam traktor dari koperasi Raiffeisen yang nyaris punah. Dalam setahun, 40% pasokan pangan Jerman Barat berasal dari koperasi serupa.

Paralel Sejarah:

– 1844: Rochdale menjual tepung 25% lebih murah lewat koperasi.

– 1947: Koperasi perumahan Italia Legacoop membangun rumah 50% lebih cepat daripada korporasi.

III: Revolusi Diam-diam – Marshall Plan vs Gerakan Akar Rumput

1948, Kantor George Marshall di Washington

Marshall melihat laporan aneh dari Eropa:

“Dana kita untuk pabrik baja malah dipakai koperasi desa beli mesin pertanian?”

Aide menjawab:
“Mereka bilang ini ‘Marshall Plan versi rakyat’. Koperasi kredit Prancis sudah danai 3.000 usaha kecil.”

Fakta Silang:

– 1799: VOC bangkrut dengan utang 220 juta gulden.

– 1952: Koperasi susu Belanda FrieslandCampina ekspor keju ke AS, dimiliki 10.000 peternak kecil.

IV: Warisan untuk Nusantara – Pelajaran yang Terlupakan

2024, Sebuah Desa di Jawa

Pak Darmo, ketua koperasi yang tercekik regulasi, membaca arsip koperasi Rochdale:

“Mereka mulai dengan 28 poundsterling, kita bisa mulai dengan 28 karung beras!”

Di mejanya, foto Jenderal MacArthur tahun 1945 sedang menyusun undang-undang koperasi di Jepang. Selembar dokumen bertuliskan: “Koperasi bukan alat negara, tapi senjata rakyat.”

Kontras Ironis:

– 1602: VOC punya 150 kapal perang tapi gagal ciptakan kemakmuran abadi.

– 2023: Koperasi Mondragon Spanyol omset €12 miliar, upah direktur maksimal 6x gaji terendah.

Epilog: Dua Jejak di Pasir Zaman

Di museum Amsterdam, meriam VOC berkarat berdampingan dengan foto koperasi FrieslandCampina. Sebuah prasasti bertuliskan:

“Kami pernah mengira emas adalah segalanya, sampai kami sadar roti yang dibagi adalah mata uang sejati peradaban.”

Sementara di Jakarta, sekelompok pemuda berkumpul di ruang bawah tanah. Di laptop mereka, skema koperasi digital terinspirasi Legacoop Italia. Salah satu pesan di layar:

“VOC punya octrooi (hak istimewa), kita punya blockchain. Kali ini, sejarah tak akan terulang.”

Penutup: Api dalam Reruntuhan

“Mereka yang belajar dari VOC akan mengulangi kolonialisme. Mereka yang belajar dari koperasi Rochdale akan menciptakan demokrasi ekonomi. Pilihannya ada di genggaman 280 juta tangan.”

***

Masalah kita bukanlah kurangnya sumber daya, tapi kurangnya imajinasi.”
—Arundhati Roy
“Imagination is more important than knowledge”
Albert Einstein

AP. Ciburial, 26 Maret 2025

Agus Pakpahan adalah Rektor Ikopin University, Pakar Ekonomi Kelembagaan.
Disclaimer: Tulisan ini merupakan pandangan penulis pribadi, tidak mencerminkan lembaga dimana penulis bekerja atau terkait.

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kerinduan Abadi Sang Seruling: Jalan Pulang Jiwa Menurut Rumi
Api di Balik Tembok Sekolah
Kebijaksanaan Tuan Rumah di Era Cepat: Relevansi Confucius tentang Masalah sebagai Tamu di Dunia Modern
Kritik Anies Soal Whoosh dan “Warga +62” yang Tak Lupa
Menempa Nasib di Panggangan Kebiasaan: Refleksi Filsafat Aristoteles
Bayangan Kebahagiaan: Menemukan Sumber Sejati dalam Pikiran yang Jernih
Dua Burung dan Empat Sayap yang Lumpuh: Pelajaran Kebebasan Sejati dari Rumi
Bandung dan Lingkaran Korupsi?

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 19:46 WIB

Kerinduan Abadi Sang Seruling: Jalan Pulang Jiwa Menurut Rumi

Sabtu, 8 November 2025 - 09:31 WIB

Api di Balik Tembok Sekolah

Jumat, 7 November 2025 - 23:33 WIB

Kebijaksanaan Tuan Rumah di Era Cepat: Relevansi Confucius tentang Masalah sebagai Tamu di Dunia Modern

Jumat, 7 November 2025 - 21:48 WIB

Kritik Anies Soal Whoosh dan “Warga +62” yang Tak Lupa

Jumat, 7 November 2025 - 19:38 WIB

Menempa Nasib di Panggangan Kebiasaan: Refleksi Filsafat Aristoteles

Berita Terbaru

Humaniora

Kerinduan Abadi Sang Seruling: Jalan Pulang Jiwa Menurut Rumi

Sabtu, 8 Nov 2025 - 19:46 WIB

Selebgram Lisa Mariana (tengah) menemui awak media di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025). ANTARA/Nadia Putri Rahmani

Entertaintment

Lisa Mariana dan Rekan Pria Jadi Tersangka Kasus Video Syur

Sabtu, 8 Nov 2025 - 19:46 WIB