Duel Raksasa AI: Saat AS dan China Bertarung Rebut Takhta Teknologi Dunia

- Redaksi

Sabtu, 10 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan). Foto: AFP/PEDRO PARDO

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan). Foto: AFP/PEDRO PARDO

Jakarta, Mevin.ID – Perang dunia baru sedang berlangsung—bukan soal senjata, tapi soal kecerdasan. Amerika Serikat dan China kini saling sikut untuk jadi penguasa teknologi kecerdasan buatan (AI). Tak lagi saling adu rudal, kedua raksasa ekonomi ini terlibat dalam perang dingin digital demi mengendalikan masa depan.

Sejak era Joe Biden hingga Donald Trump kembali berkuasa, AS gencar membatasi ekspor chip canggih ke China. Chip ini adalah otak dari AI—tanpa chip, AI tak akan bisa menganalisis data besar atau belajar untuk jadi ‘pintar’.

Sementara AS menutup pintu teknologi, China membalas dengan memblokir ekspor galium dan germanium—dua bahan baku penting untuk bikin semikonduktor.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Amerika punya kekhawatiran besar: AI China bisa jadi kekuatan militer baru. Tapi China tak tinggal diam.

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Negeri Tirai Bambu tancap gas membangun kemandirian lewat dana raksasa bernama Big Fund. Juli 2024, mereka menyuntik industri semikonduktor dengan dana segar senilai US$47,5 miliar.

Kenapa sampai segitunya? Karena AI bukan sekadar alat pintar. Ini adalah senjata baru untuk merebut pengaruh global. IDC memperkirakan AI akan menggerakkan ekonomi senilai US$19,9 triliun pada 2030.

Goldman Sachs menyebut AI bisa menambah US$7 triliun pada PDB global dalam satu dekade. Negara yang memenangi perlombaan ini? Bisa saja jadi penguasa dunia.

Proyek Manhattan Versi AI: AGI Jadi Bom Atom Baru

Desember 2024, AS diam-diam menghidupkan kembali semangat Proyek Manhattan—proyek rahasia yang dulu menghasilkan bom atom pertama di Perang Dunia II.

Bedanya, kini targetnya adalah Artificial General Intelligence (AGI)—AI yang cerdas seperti (atau lebih dari) manusia.

Komisi US-China Economic and Security Review (USCC) menyerukan pendanaan besar-besaran untuk mengembangkan AGI.

Ini bukan isapan jempol. Dalam dokumen resminya, USCC menyarankan pemerintah AS mengangkat proyek AGI jadi prioritas pertahanan nasional dengan status tertinggi, DX Rating.

“China sedang ngebut ke arah AGI. Kita harus serius,” ujar Komisioner Jacob Helberg, memperingatkan Kongres.

Trump, Altman, dan SoftBank: Trio US$500 Miliar untuk Melawan DeepSeek

Tak lama setelah rekomendasi itu, Trump mengumumkan proyek ambisius senilai US$500 miliar untuk infrastruktur AI. Di belakangnya berdiri Sam Altman (OpenAI), Masayoshi Son (SoftBank), dan Larry Ellison (Oracle)—tiga nama besar yang membentuk perusahaan patungan bernama Stargate.

Proyek perdana Stargate dimulai di Texas: membangun 20 pusat data raksasa, masing-masing seluas 4,6 hektare. Total lapangan kerja baru? Lebih dari 100.000. Stargate mengaku siap mengucurkan dana US$100 miliar dalam waktu dekat.

“AGI bisa lahir di sini, dan itu tak mungkin terjadi tanpa Anda, Pak Presiden,” ujar Altman saat pengumuman resmi proyek Stargate.

Gempuran DeepSeek: Saat China Bikin Wall Street Gemetar

Tapi di tengah gegap gempita AS, China mengguncang panggung AI global. Januari 2025, mereka merilis R1 DeepSeek—AI open source buatan lokal yang akurat, cepat, dan murah. Biayanya? Cuma US$5,5 juta. Bandingkan dengan ChatGPT yang digarap dengan miliaran dolar.

DeepSeek langsung menyalip ChatGPT di App Store AS dan menyebabkan kekayaan 500 orang terkaya dunia rontok US$108 miliar hanya dalam sehari. Wall Street pun terguncang.

Amerika murka. Trump menuduh ada penyelundupan chip Nvidia ke China. Tak peduli H20 adalah chip khusus versi “jinak” untuk pasar China, AS tetap memblokirnya. Padahal, menurut Nvidia, pemblokiran seperti ini bisa jadi bumerang. China malah makin mandiri—dan pasar senilai US$50 miliar bisa hilang begitu saja dari tangan AS.

AI Jadi Lumbung Dolar Baru di Asia Tenggara

Sementara dua raksasa dunia berkelahi, Asia Tenggara diam-diam panen cuan. Negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia kini jadi target baru investasi pusat data.

Kenapa? Karena mereka punya lahan luas dan listrik melimpah—dua syarat vital untuk menopang chip AI berdaya besar.

Johor, Malaysia, bahkan berhasil menarik 50 proyek data center dalam 3 tahun terakhir, termasuk dari ByteDance dan Microsoft. Singapura sudah lebih dulu jadi magnet dengan lebih dari 70 proyek.

Indonesia sendiri mulai masuk radar investor global. Dengan pengembangan AI yang begitu cepat, para analis sepakat: era AI bukan masa depan—tapi masa kini yang harus dihadapi sekarang juga.

Masa Depan Dimulai dari Sekarang

Perang chip antara AS dan China bukan sekadar rebutan teknologi. Ini pertarungan ideologi, pengaruh, dan masa depan umat manusia. Seperti kata Jacob Helberg, “Siapa yang menang di fase awal revolusi teknologi, dialah yang akan memimpin dunia.”

Dan jika benar AGI adalah bom atom abad ke-21, maka pertanyaannya tinggal satu: siapa yang akan menekan tombolnya lebih dulu?***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ancaman Siber Semakin Canggih: Ketika AI Digunakan untuk Menyerang, Bukan Melindungi
Jinshi: ‘Cawan Suci’ Mobil Listrik dari China yang Bisa Guncang Dunia, atau Sekadar Ilusi?
AI Video Meledak, Bing Masuk Arena: Keren, Tapi Waspada!
Ironi AI di Microsoft: Karyawan Ajari Mesin, Lalu Digeser oleh Mesin
Bill Gates: “Manusia Tak Lagi Dibutuhkan untuk Banyak Hal” – Apakah Kita Siap Hadapi Era AI?
TikTok Shop PHK Ratusan Karyawan di Indonesia Usai Merger dengan Tokopedia
Nissan Bantah Isu Tutup Pabrik: “Itu Spekulatif!”
Penjualan iPhone 16 Lesu, Apple “Bakar Harga” di China Demi Saingi Xiaomi dan Huawei

Berita Terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:19 WIB

Ancaman Siber Semakin Canggih: Ketika AI Digunakan untuk Menyerang, Bukan Melindungi

Selasa, 10 Juni 2025 - 16:38 WIB

Jinshi: ‘Cawan Suci’ Mobil Listrik dari China yang Bisa Guncang Dunia, atau Sekadar Ilusi?

Sabtu, 7 Juni 2025 - 10:15 WIB

AI Video Meledak, Bing Masuk Arena: Keren, Tapi Waspada!

Rabu, 4 Juni 2025 - 22:26 WIB

Ironi AI di Microsoft: Karyawan Ajari Mesin, Lalu Digeser oleh Mesin

Rabu, 4 Juni 2025 - 22:14 WIB

Bill Gates: “Manusia Tak Lagi Dibutuhkan untuk Banyak Hal” – Apakah Kita Siap Hadapi Era AI?

Berita Terbaru