ERA digital dan keterbukaan informasi saat ini, masyarakat memiliki kemampuan lebih besar untuk menilai kapabilitas dan kapasitas seseorang yang akan menempati jabatan di lembaga publik. Jejak digital dan informasi yang tersebar luas memungkinkan warga untuk menelaah rekam jejak calon pemimpin.
Hal ini menjadi krusial dalam kasus Mardigu Wowiek Prasantyo, yang namanya mencuat sebagai calon Komisaris Utama Independen Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) per April 2025.
Namun, penunjukannya ini justru menimbulkan keprihatinan di kalangan investor dan masyarakat, diperparah dengan munculnya isu skandal perselingkuhan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sosok yang dikenal dengan gagasan kontroversial dan jejak bisnis beragam ini akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Warga Jawa Barat dan Banten berhak mengetahui profil lengkap dan rekam jejaknya demi transparansi dan akuntabilitas.
Baca Juga : Komisaris Viral Ketika Popularitas Mengalahkan Kulturalitas
Profil Pribadi yang Beragam
Mardigu Wowiek, lahir di Madiun pada era 1960-an, memiliki latar belakang pendidikan yang menarik. Ia meraih gelar sarjana dari San Francisco State University (SFSU) dan gelar master dalam bidang psikologi kriminal dan forensik dari universitas yang sama.
Sebelum terjun ke dunia bisnis, ia pernah berkarier di sektor perbankan sebagai Treasury Manager di Panin Bank.
Selain sebagai pengusaha, Mardigu juga dikenal sebagai pengamat terorisme dan hipnoterapis. Ia aktif di media sosial, terutama YouTube, dengan konten seputar geopolitik dan geoeonomi. Ia juga dikenal sebagai pendukung Modern Monetary Theory (MMT).
Jejak Bisnis: Antara Inovasi dan Kontroversi, Sorotan Sanksi OJK dan Dugaan Penipuan
Mardigu Wowiek memiliki portofolio bisnis yang luas, mencakup berbagai sektor. Salah satu bisnisnya yang paling dikenal adalah PT Santara Daya Inspiratama (Santara), platform equity crowdfunding.
Namun, Santara pernah mendapatkan sorotan negatif dari OJK karena masalah tata kelola dan transparansi informasi. OJK bahkan memberikan Perintah Tindakan Tertentu (PTT) kepada Santara sejak akhir 2022, melarang penambahan penerbit dan pemodal akibat pelanggaran regulasi equity crowdfunding.
Lebih lanjut, Mardigu juga tersangkut dalam tuduhan penipuan investasi yang melibatkan kerja sama dengan Hendy Setiono.
Skema yang mencakup usaha peternakan dan investasi emas ini dilaporkan oleh para korban mengalami kerugian besar dan kesulitan menarik dana. Meskipun belum ada kejelasan hukum yang tuntas, kasus ini mencoreng reputasi Mardigu di mata publik.
Kontroversi di Ruang Publik, Gagasan Finansial Alternatif yang Dipertanyakan, dan Isu Perselingkuhan
Selain jejak bisnis yang problematik, Mardigu juga dikenal sering melontarkan klaim kontroversial di ruang publik tanpa bukti yang terverifikasi, seperti tuduhan adanya mafia migas dan menyebut pandemi COVID-19 sebagai konspirasi Amerika Serikat.
Ia juga pernah meluncurkan ide-ide finansial alternatif seperti kripto “Cyronium” dan mata uang “Dinar” yang mendapat peringatan keras dari regulator keuangan nasional.
Baru-baru ini, sorotan publik semakin tajam dengan munculnya isu skandal perselingkuhan yang melibatkan Mardigu Wowiek.
Kabar mengenai penggerebekan oleh warga dan tuduhan dari suami sah wanita yang diduga berselingkuh dengannya menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Isu ini tentu menambah catatan negatif dalam penilaian integritas dan reputasi pribadi Mardigu, yang menjadi salah satu aspek penting dalam Fit and Proper Test OJK.
Keprihatinan Investor dan Masyarakat atas Arah Kebijakan Bank BJB
Penunjukan Mardigu sebagai calon pucuk pimpinan dewan komisaris Bank BJB, bank pembangunan daerah dengan aset terbesar di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan investor dan masyarakat.
Integritas dan kredibilitas dewan komisaris adalah fondasi kepercayaan pemegang saham dan nasabah. Penunjukan tokoh dengan rekam jejak digital yang sarat kontroversi, termasuk isu perselingkuhan yang mencuat, dinilai sebagai langkah berisiko tinggi yang dapat mengguncang stabilitas reputasi bank.
Transparansi OJK dan Harapan Warga Jabar: Uji Kelayakan yang Krusial dengan Banyak Catatan Negatif
Proses Fit and Proper Test oleh OJK akan menjadi penentu krusial apakah Mardigu Wowiek layak menduduki kursi Komisaris Utama Bank BJB.
OJK diharapkan melakukan penilaian yang komprehensif dan independen, mempertimbangkan dengan saksama rekam jejak bisnis yang bermasalah, dugaan penipuan investasi, pernyataan-pernyataan kontroversial di ruang publik, serta isu skandal perselingkuhan yang berpotensi merusak citra lembaga.
Warga Jawa Barat dan Banten menantikan transparansi dan akuntabilitas dari OJK dalam proses ini. Keputusan OJK akan berdampak langsung pada kepercayaan publik terhadap Bank BJB dan stabilitas keuangan daerah.
Langkah ini menimbulkan tanda tanya besar terhadap efektivitas fit and proper test sebagai benteng terakhir dalam menjaga kualitas kepemimpinan di sektor keuangan, terutama dengan banyaknya catatan negatif yang melekat pada calon komisaris utama ini.
Poin-poin penting yang perlu diperhatikan OJK:
- Sanksi OJK terhadap PT Santara Daya Inspiratama terkait pelanggaran regulasi equity crowdfunding.
- Tuduhan penipuan investasi yang melibatkan kerja sama dengan Hendy Setiono.
- Klaim-klaim kontroversial di ruang publik yang tidak didukung bukti.
- Peringatan regulator keuangan terkait ide mata uang kripto “Cyronium” dan mata uang “Dinar”.
- Isu skandal perselingkuhan dan dampaknya terhadap integritas pribadi dan profesional.
- Kemampuan dalam mengelola risiko dan memahami peraturan perbankan dengan rekam jejak bisnis yang problematik.
- Dampak penunjukan terhadap kepercayaan investor dan nasabah Bank BJB.
- Komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan profesional, mengingat berbagai kontroversi yang ada.
Dengan penilaian yang cermat dan transparan, OJK diharapkan dapat mengambil keputusan yang terbaik demi menjaga stabilitas dan reputasi Bank BJB, serta melindungi kepentingan masyarakat Jawa Barat dan Banten dari potensi risiko yang ditimbulkan oleh kepemimpinan yang kontroversial.***