Bandung, Mevin.ID – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, akhirnya buka suara soal gelar tak membanggakan yang kini disandang Kota Kembang: kota paling macet di Indonesia, bahkan masuk 15 besar kota termacet di dunia.
Dalam sebuah acara di Summarecon Bandung, Sabtu (5/7/2025), Farhan tak mengelak. Ia justru menyebut fakta mencengangkan sebagai penyebab utama kemacetan.
“Ini mah fakta ya, saya bukan ngeles. Jumlah penduduk Kota Bandung itu 2,6 juta. Tapi kendaraan pribadi bernomor D itu ada 2,3 juta!” ungkap Farhan, blak-blakan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Angkot Kalah Saing, Sistem Trayek Akan Dihapus
Tak hanya kendaraan pribadi, Farhan juga menyoroti angkot sebagai faktor kemacetan. Meski jumlah penggunanya terus menurun, keberadaan angkot yang terikat sistem trayek dinilai sudah tak relevan di era mobilitas cepat dan fleksibel.
“Angkot itu sudah enggak bisa bersaing sama ojol. Solusinya? Kita harus ubah sistem trayek itu. Harus fleksibel,” tegasnya.
Farhan berencana mengubah total regulasi angkutan kota. Ia ingin angkot bisa beroperasi seperti taksi atau ojol—berbasis permintaan (on-demand), bukan lagi terikat jalur trayek konvensional.
Menuju Angkot Cerdas: Fleksibel, Berbasis IoT
Tak hanya merombak regulasi, Farhan juga punya visi lebih besar: menciptakan angkot cerdas berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Sistem ini nantinya akan memungkinkan pelacakan, pengaturan rute dinamis, hingga integrasi ke dalam aplikasi transportasi.
“Sebelum bicara soal angkot listrik, yang paling penting adalah membongkar warisan regulasi trayek lama. Angkot zaman sekarang harus cerdas dan bisa terkoneksi dengan sistem digital,” kata Farhan.
Trayek angkot Bandung saat ini disebut Farhan masih merujuk pada peta usang sejak tahun 1980-an. Hal ini membuat armada angkot makin tertinggal dan tidak kompetitif di tengah derasnya arus inovasi transportasi.
“Saya lahir tahun 1976, dan sampai sekarang trayek angkot belum pernah diubah. Sudah saatnya berani mereformasi,” tutupnya.***