Jakarta, Mevin.ID — Pemerintah Filipina akan menyelidiki sumber pengiriman kontainer berisi bubuk seng yang terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 ke Indonesia. Temuan ini sempat memicu kekhawatiran publik setelah sembilan orang di Indonesia terpapar zat berbahaya tersebut.
“Saat ini mungkin ada kasus kontaminasi yang masih bisa dikendalikan dan tidak membahayakan masyarakat secara luas,” kata Menteri Sains dan Teknologi Filipina Renato Solidum Jr, Sabtu (18/10/2025). Ia menegaskan, kontainer itu belum dibuka dan tidak terdeteksi radiasi di luar kemasan. Pemerintah Filipina berencana mengembalikannya ke Manila akhir Oktober untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut sumber yang mengetahui kasus ini, pengiriman kontainer dilakukan oleh sebuah perusahaan dagang asal China dengan kantor perwakilan di Filipina. Sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena alasan kerahasiaan.
Kontaminasi Berawal dari Cikande, Banten
Sebelumnya, Indonesia menemukan paparan Cesium-137 di kawasan industri logam di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Kontaminasi itu sempat berdampak pada pekerja setempat, meski seluruh korban kini dinyatakan pulih. Pemerintah kemudian menghentikan sementara impor skrap logam untuk mencegah risiko lanjutan.
Cesium-137 adalah radionuklida buatan yang digunakan dalam perangkat medis dan alat ukur industri. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), paparan jangka panjang terhadap isotop ini dapat meningkatkan risiko kanker. Dalam kondisi tertentu, partikel ini juga bisa terbawa udara.
Koordinasi Lintas Negara
Pemerintah Filipina kini bekerja sama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menelusuri rantai distribusi bubuk seng tersebut. Dugaan awal mengarah pada fasilitas transmisi baja yang memasok bahan ke eksportir asal China.
“Begitu tiba di Manila, kontainer akan dikembalikan ke gudang aman untuk diperiksa secara menyeluruh,” kata Solidum. Ia memastikan tidak ada risiko bagi awak kapal maupun masyarakat sekitar pelabuhan.
Kasus ini menjadi perhatian bersama Indonesia dan Filipina karena menyangkut keamanan bahan radioaktif lintas negara. Pemerintah Indonesia telah mengerahkan tim zeni TNI AD dan otoritas nuklir untuk mengamankan lokasi sumber kontaminasi di Cikande.***





















