FK3I Soroti Kematian Satwa di Bandung Zoo, Desak Pemerintah Turun Tangan dan Evaluasi Izin Konservasi

- Redaksi

Jumat, 4 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden di Kota Bandung, Jawa Barat,

Gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden di Kota Bandung, Jawa Barat,

Bandung, Mevin.ID – Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) melayangkan kritik keras terhadap kondisi Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) menyusul kematian tujuh ekor satwa dalam beberapa waktu terakhir. Lembaga konservasi itu dinilai telah gagal menjalankan fungsinya sebagai tempat perlindungan dan edukasi, justru terjebak dalam konflik internal yang berdampak langsung pada kesejahteraan hewan.

Ketua FK3I Pusat, Dedi Kurniawan, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi langsung ke lokasi, dengan izin dari BBKSDA Jawa Barat, guna menelusuri penyebab kematian satwa dan memastikan tidak ada unsur pembiaran yang melanggar hukum.

“Bandung Zoo bukan panggung sirkus. Ia adalah lembaga konservasi yang seharusnya menjadi tempat aman bagi hewan titipan negara dan sarana edukasi masyarakat,” tegas Dedi, Jumat (4/7/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami minta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan segera turun tangan. Kalau terbukti ada kelalaian sistemik, kami tidak segan menggugat secara hukum,” tambahnya.

Dugaan Kelalaian: Satwa Stres, Lemas, dan Tidak Mau Makan

FK3I menerima laporan bahwa beberapa satwa mengalami stres berat akibat lingkungan tidak layak dan kolam yang rusak. Satwa-satwa tersebut bahkan terlihat terus berenang tanpa arah hingga kelelahan parah.

“Setelah diselamatkan, ada satwa yang tidak mau makan selama dua hari. Ini sinyal kuat bahwa habitatnya tidak mendukung dan ada tekanan mental luar biasa,” terang salah satu relawan yang melaporkan ke FK3I.

Situasi ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada pengabaian dalam pengelolaan, di tengah konflik internal yang terus membelit pengelola kebun binatang.

Pengelola Klaim Sudah Lapor ke BKSDA, FK3I Tak Puas

Menanggapi polemik tersebut, perwakilan pengelola Bandung Zoo, Ully Rangkuti, mengakui adanya kematian satwa, namun menyebut penyebab utamanya adalah usia dan cuaca. Ia juga menyatakan seluruh laporan telah diserahkan ke BKSDA, dan pihaknya siap bertanggung jawab.

Namun FK3I menilai pernyataan itu tidak cukup transparan dan terkesan menutupi kemungkinan adanya kesalahan manajemen.

Desakan Evaluasi Izin Konservasi dari Pemerintah

FK3I juga mendukung pernyataan Wali Kota Bandung M. Farhan, yang menyebut tidak segan meminta Kementerian Kehutanan untuk meninjau ulang izin konservasi eks situ yang dipegang oleh yayasan pengelola Bandung Zoo.

“Kalau tidak ada perbaikan, seharusnya izin dicabut. Satwa bukan alat hiburan, dan konservasi bukan soal bisnis,” tegas Dedi.

FK3I meminta agar semua lembaga konservasi di Indonesia dievaluasi secara menyeluruh, dan pengelolaan yang berorientasi komersial tanpa memperhatikan kesejahteraan satwa harus dihentikan segera.

Kematian satwa bukan sekadar statistik. Ia adalah cerminan bobroknya sistem konservasi jika dijalankan tanpa tanggung jawab moral dan etis. Suara keras dari FK3I menjadi pengingat bahwa hewan juga berhak atas perlindungan, bukan jadi korban dari konflik manusia.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Polda Jabar Ungkap Sindikat Penjualan Bayi ke Singapura, 24 Korban Teridentifikasi
Skandal Bumi Sakinah Permai 2: Ketika Perizinan Diduga Jadi Komoditas, ARB Turun ke Jalan
Fasos-Fasum Jadi Ajang Dagang? Warga Mustika Grande Tuding Pemdes Burangkeng Langkahi UU
Tujuh Tahun Menanti, Bayi Irmawati Meninggal Diduga Akibat Kelalaian RSUD Kuningan
Viral! Pasien Miskin Diduga Ditelantarkan RSD Gunung Jati karena Tak Mampu Bayar Rp14,3 Juta
“Antrian Panjang di Cianjur”: Potret Muda-Mudi Mengejar Asa di Tengah Sulitnya Lapangan Kerja
Disdik Kota Bekasi Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.30, Uji Coba hingga 21 Juli
Seminar Internasional BKPI UPB: Konseling Islami Berkelanjutan untuk Generasi Masa Depan
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:52 WIB

Skandal Bumi Sakinah Permai 2: Ketika Perizinan Diduga Jadi Komoditas, ARB Turun ke Jalan

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:48 WIB

Fasos-Fasum Jadi Ajang Dagang? Warga Mustika Grande Tuding Pemdes Burangkeng Langkahi UU

Senin, 14 Juli 2025 - 21:30 WIB

Tujuh Tahun Menanti, Bayi Irmawati Meninggal Diduga Akibat Kelalaian RSUD Kuningan

Senin, 14 Juli 2025 - 21:17 WIB

Viral! Pasien Miskin Diduga Ditelantarkan RSD Gunung Jati karena Tak Mampu Bayar Rp14,3 Juta

Senin, 14 Juli 2025 - 19:39 WIB

“Antrian Panjang di Cianjur”: Potret Muda-Mudi Mengejar Asa di Tengah Sulitnya Lapangan Kerja

Berita Terbaru