Jakarta, Mevin.ID – Ancaman terorisme global terus meningkat. Berdasarkan laporan terbaru Global Terrorism Index (GTI) 2025, jumlah negara yang terdampak serangan teror meningkat signifikan—dari 58 menjadi 66 negara sepanjang tahun 2024. Ini merupakan angka tertinggi sejak 2018.
Namun, di tengah meningkatnya ancaman global, Indonesia justru mencatat kemajuan signifikan. Menurut BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) RI, Indonesia tetap berada di kategori low impacted by terrorism, bahkan mencatat nol serangan teroris dalam dua tahun terakhir.
“Temuan GTI menggarisbawahi pentingnya kehadiran dan peran negara yang proaktif dalam mencegah terorisme,” ujar Andhika Chrisnayudhanto, Deputi Kerja Sama Internasional BNPT, Kamis (10/4/2025).
GTI Jadi Acuan Nasional dan Global
GTI mengukur dampak terorisme di 163 negara berdasarkan sejumlah indikator seperti jumlah kejadian, korban jiwa, luka-luka, dan penyanderaan.
Tak hanya jadi tolok ukur internasional, GTI bahkan dirujuk oleh Bappenas dalam dokumen RPJMN 2020–2024 dan RPJMN 2025–2029 untuk mengukur efektivitas kebijakan antiteror Indonesia.
“GTI bukan sekadar alat pemeringkatan. Ini jadi referensi penting untuk membuat kebijakan strategis nasional hingga global,” tambah Andhika.
ISIS Masih Jadi Ancaman Global
Meski Indonesia mengalami penurunan risiko, ISIS dan afiliasinya masih jadi organisasi teroris paling mematikan secara global. Tahun lalu, kelompok ini bertanggung jawab atas 1.805 kematian di 22 negara.
Menariknya, 2024 juga menjadi tahun di mana lebih banyak negara mengalami peningkatan dampak terorisme (45 negara) dibandingkan yang mencatat perbaikan (34 negara). Artinya, ancaman terorisme secara global belum berakhir.***





















