IHSG Anjlok 9% Usai Libur Lebaran, BEI Aktifkan Trading Halt: Pasar Panik, Tarif AS Jadi Pemicu

- Redaksi

Selasa, 8 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pekerja melihat gawainya di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom/am.

Pekerja melihat gawainya di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom/am.

Jakarta, Mevin.ID – Pasar saham Indonesia dibuka dengan tekanan tajam pada Selasa (8/4/2025), di tengah gejolak global akibat kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung rontok 596,33 poin atau 9,16 persen ke level 5.914,28 pada awal sesi, memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Indeks LQ45, yang terdiri dari saham-saham unggulan, juga ikut terpuruk, turun 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,90.

“BEI melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.

Tarif Impor AS Picu Kepanikan Global

Pelemahan IHSG terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif terhadap seluruh impor ke Amerika Serikat, termasuk terhadap Indonesia yang dikenakan tarif balasan hingga 32 persen. Kebijakan ini memicu aksi jual besar-besaran di berbagai bursa global.

Indeks saham di Wall Street seperti S&P 500 dan Dow Jones melemah dalam perdagangan fluktuatif, sedangkan bursa Eropa seperti DAX Jerman, FTSE 100 Inggris, dan CAC 40 Prancis mencatat penurunan tajam. Indeks STOXX 600 Eropa anjlok 4,5 persen—level terendah sejak Januari 2024.

BEI Aktifkan Trading Halt

Seiring penurunan IHSG melebihi 8 persen, BEI mengaktifkan trading halt selama 30 menit sesuai aturan Peraturan Nomor II-A dan Surat Keputusan Direksi Nomor Kep-00002/BEI/04-2025. Langkah ini bertujuan memberikan ruang kepada investor untuk menilai situasi dan mengatur strategi.

Ketentuan trading halt berlaku sebagai berikut:

  1. Penghentian 30 menit jika IHSG turun lebih dari 8%.
  2. Penghentian lanjutan jika turun lebih dari 15%.
  3. Trading suspend penuh jika penurunan melebihi 20%.

Reaksi Pasar dan Seruan Tetap Rasional

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, mengimbau pelaku pasar agar tidak larut dalam kepanikan.

“Jangan overpanic dengan kondisi ini. Naik turunnya pasar adalah cerminan persepsi pelaku pasar terhadap sentimen. Bukan hanya karena isu semata,” ujarnya.

Reza menyarankan investor untuk mempertimbangkan instrumen yang lebih aman sementara waktu, seperti reksa dana pasar uang atau obligasi, sembari tetap menjaga optimisme di tengah tekanan global.

“Saat ini, mungkin ada pihak-pihak yang berharap pasar jatuh demi bisa membeli di harga rendah. Tapi kita yang cinta IHSG harus bantu mengangkat pasar, bukan ikut menambah kepanikan,” tambahnya.

Merespons situasi ini, Pemerintah Indonesia tengah menempuh jalur diplomasi dengan mengirim delegasi tingkat tinggi ke Amerika Serikat untuk membahas dampak kebijakan tarif dan mencari solusi.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tarif Impor AS Turun, Petani Indonesia Nikmati Angin Segar Ekspor Kopi dan Kakao
Mulai 2026, Dirjen Pajak Bisa Akses Saldo Rekening Digital dan Uang Elektronik
Indonesia Dorong Aturan Pasar Karbon yang Lebih Adil di COP30
Ekonomi Jabar Tumbuh, Pengangguran Ikut Naik: BI Sebut Ada Anomali
Stok Melimpah, Harga Beras Tetap Naik: Zulhas Beberkan Alasannya
Surat Peringatan Menkeu: Belanja Daerah Seret, Ekonomi Bisa Tersungkur
Redenominasi Rupiah: INDEF Ingatkan Ancaman Inflasi dan Rent Seeker
Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun Bangun Peternakan Ayam untuk Pasok Program MBG

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 07:41 WIB

Tarif Impor AS Turun, Petani Indonesia Nikmati Angin Segar Ekspor Kopi dan Kakao

Minggu, 16 November 2025 - 18:26 WIB

Mulai 2026, Dirjen Pajak Bisa Akses Saldo Rekening Digital dan Uang Elektronik

Minggu, 16 November 2025 - 18:15 WIB

Indonesia Dorong Aturan Pasar Karbon yang Lebih Adil di COP30

Selasa, 11 November 2025 - 18:13 WIB

Ekonomi Jabar Tumbuh, Pengangguran Ikut Naik: BI Sebut Ada Anomali

Selasa, 11 November 2025 - 15:04 WIB

Stok Melimpah, Harga Beras Tetap Naik: Zulhas Beberkan Alasannya

Berita Terbaru