Jakarta, Mevin.ID – Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky, menilai pemerintah perlu membuat kebijakan yang dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepercayaan investor.
Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt pada perdagangan Selasa (18/3).
“Ini memang perlu diantisipasi oleh pemerintah dengan mengurangi uncertainty (ketidakpastian) kebijakan di dalam negeri dan mendorong kebijakan-kebijakan yang membuat trust investor ini meningkat, seperti kepastian hukum, kepastian kebijakan, dan semacamnya,” kata Riefky saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Trading Halt di BEI
BEI memberlakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 WIB melalui sistem Jakarta Automated Trading System (JATS). Langkah ini diambil setelah IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa, IHSG tercatat melemah 395,87 poin atau 6,12% ke posisi 6.076,08. Sementara itu, indeks LQ45 turun 38,27 poin atau 5,25% ke posisi 691,08.
Faktor Ketidakpercayaan Investor
Riefky menilai bahwa trading halt turut dipicu oleh ketidakpercayaan investor terhadap kondisi Indonesia, terutama terkait kondisi fiskal dan ketidakpastian kebijakan lainnya. Hal ini juga berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat secara umum.
“Jadi, hal-hal seperti ini yang kemudian membuat banyak terjadinya capital outflow dari Indonesia,” ujar Riefky.
Faktor Global yang Memengaruhi
Selain faktor domestik, Riefky juga menyoroti faktor global yang turut mendorong penurunan IHSG, termasuk:
- Kebijakan Tarif AS: Kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap negara mitra dagangnya telah menyebabkan dampak negatif ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
- Hasil Rapat The Fed: Investor global menunggu pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, yang menambah ketidakpastian pasar.
Pernyataan Direktur BEI
Direktur BEI, Iman Rachman, sebelumnya menyatakan bahwa volatilitas IHSG lebih disebabkan oleh berbagai faktor global. Ia menjelaskan bahwa penurunan IHSG merupakan akumulasi dari berbagai sentimen, tidak hanya berasal dari tingkat domestik.
Rekomendasi untuk Pemerintah
Riefky menyarankan agar pemerintah fokus pada langkah-langkah berikut untuk memulihkan kepercayaan investor:
- Mengurangi Ketidakpastian Kebijakan: Menciptakan kepastian hukum dan kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan investor.
- Stabilitas Fiskal: Memperbaiki kondisi fiskal dengan mengurangi defisit APBN dan mengoptimalkan penerimaan negara.
- Koordinasi Kebijakan: Meningkatkan koordinasi antarlembaga untuk menciptakan kebijakan yang konsisten dan dapat diprediksi.
Prospek ke Depan
Pemulihan IHSG akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menciptakan stabilitas kebijakan dan memperbaiki kondisi fiskal. Selain itu, sentimen global, terutama terkait kebijakan The Fed dan ketegangan geopolitik, juga akan terus memengaruhi pergerakan pasar modal.***





















