Jakarta, Mevin.ID — Pameran pertahanan internasional Indo Defence 2025 resmi digelar sejak 11 Juni hingga 14 Juni 2025. Diikuti oleh 1.180 perusahaan dari 55 negara, ajang ini bukan hanya panggung alutsista global, tapi juga arena unjuk kebolehan industri pertahanan dalam negeri.
Kehadiran negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Turki menandai betapa Indonesia semakin dilirik sebagai mitra strategis dalam kerja sama pertahanan. Tapi di tengah kilauan nama besar asing, sorotan tak kalah tajam justru tertuju pada deretan inovasi anak bangsa — dari kendaraan taktis elektrik hingga pesawat tanpa awak.
Berikut tujuh alutsista karya dalam negeri yang menarik perhatian dalam Indo Defence 2025:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Maung V3-EV “Pandu” — Kendaraan Tempur Ramah Lingkungan
Pindad memperkenalkan Maung V3-EV (Pandu), varian listrik dari kendaraan tempur legendaris Maung. Diluncurkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto saat pembukaan pameran, Pandu menjadi simbol transisi militer Indonesia menuju teknologi rendah emisi.
Dengan motor listrik bertenaga penuh, Pandu tidak hanya sunyi saat beroperasi (ideal untuk misi rahasia), tapi juga menjawab tantangan global soal efisiensi energi dan keberlanjutan.
2. SS3-M1 — Senjata Modular untuk Prajurit Masa Depan
Senapan SS3-M1, produk lanjutan dari lini senapan serbu Pindad, hadir dengan sistem modular yang memudahkan adaptasi di berbagai medan tempur. Dirancang untuk akurasi tinggi, senjata ini sudah diperkenalkan sejak 2022 dan terus dikembangkan.
3. SPS-1 — Jawaban Indonesia terhadap Ancaman Drone
Dalam era peperangan digital, anti-drone system jadi kunci. SPS-1 adalah senjata elektromagnetik karya Pindad yang bisa melumpuhkan drone ilegal sebelum mencapai target. Pertama kali diluncurkan 17 Agustus 2024, sistem ini dikembangkan bersamaan dengan Maung Mobile Jammer, mencerminkan keseriusan Indonesia membentengi langitnya.
4. Anoa 6×6 Mortar — Kendaraan Tempur Multiperan
Varian terbaru Anoa 6×6, kini dilengkapi pelontar mortir 81 mm dengan sistem recoil, dirancang untuk mendukung operasi infanteri dan bantuan tembakan cepat. Mesin diesel 600 HP-nya membuat kendaraan ini tetap gesit di medan berat, dengan kapasitas enam personel tempur.
5. N-219 Amphibi — Mimpi Mandiri di Langit dan Laut
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) membawa pesawat N-219 yang kini dikembangkan ke versi amphibi, cocok untuk wilayah terpencil dan perairan. Pengembangan ini mempertegas peran N-219 sebagai penghubung ekonomi sekaligus unsur pertahanan di garis terluar Indonesia.
6. UAV Wulung — Drone Pengintai Berjiwa Nusantara
Dikembangkan sejak 2014 oleh PTDI bersama BRIN dan Kemhan, Wulung telah melewati serangkaian uji terbang dan mendapatkan sertifikasi kelayakan dari IDAA sejak 2016. Drone ini kembali diuji di Batujajar pada Maret 2025, menandai fase baru pemanfaatannya dalam misi intelijen dan pemantauan wilayah.
7. UAV MALE — Ambisi Besar di Langit Tinggi
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) MALE atau Medium Altitude Long Endurance, dikembangkan lewat konsorsium lintas lembaga, termasuk akademisi dan BUMN. Drone ini ditujukan untuk misi intelijen, pengawasan maritim, hingga penegakan hukum lintas batas.
Proyek ini memperlihatkan tekad Indonesia untuk lepas dari ketergantungan asing, terutama dalam bidang pengawasan wilayah udara dan laut strategis.
Panggung Strategis, Bukan Sekadar Etalase
Indo Defence 2025 tak sekadar memamerkan senjata — ini adalah panggung kemandirian strategis nasional. Di tengah ketegangan global dan persaingan teknologi militer, Indonesia menunjukkan bahwa ia tak lagi hanya pasar, tapi mulai menjelma sebagai produsen.
Dari kendaraan tempur listrik hingga pesawat tak berawak, dari senapan modular hingga sistem anti-drone — semua menegaskan satu hal: Indonesia sedang menulis babak baru dalam industri pertahanan dunia.***