Teheran/Washington, Mevin.ID — Keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam perang antara Iran dan Israel diprediksi akan membawa kawasan ke fase konflik yang jauh lebih berbahaya.
Pada Sabtu (21/6) waktu AS atau Minggu (22/6) waktu Indonesia, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah menjatuhkan bom di tiga situs nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan, sebagai bentuk dukungan terhadap Israel.
“Semua pesawat kini dalam perjalanan pulang dengan selamat,” tulis Trump di media sosial, memastikan AS kini telah masuk ke medan konflik yang terbuka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut analisis The New York Times, berikut empat kemungkinan skenario yang dapat terjadi:
1. Perang Skala Penuh
Meski Iran telah merespons serangan dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel, hingga kini Teheran belum menyerang pangkalan AS atau negara-negara Arab sekutu AS seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.
Namun, Iran telah menyatakan berhak untuk membalas serangan AS. Jika itu terjadi, eskalasi bisa berubah menjadi pertempuran penuh di Timur Tengah, melibatkan milisi sekutu Iran seperti Hizbullah (Lebanon), Houthi (Yaman), dan kelompok bersenjata di Irak.
2. Perubahan Rezim di Iran
Jika terjadi kekacauan politik, termasuk kemungkinan terbunuhnya Ayatollah Ali Khamenei, Iran bisa mengalami perubahan struktur kekuasaan.
Opsi yang mungkin terjadi termasuk:
- Pengambilalihan kekuasaan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
- Kemunculan pemimpin baru yang lebih ekstrem.
- Atau, skenario yang lebih jarang terjadi: kebangkitan kelompok oposisi pro-demokrasi, meski peluangnya kecil karena telah lama ditindas.
3. Iran Percepat Program Nuklir
Dengan fasilitas nuklir seperti Fordow yang diserang, Iran kemungkinan akan berupaya mempercepat program senjata nuklirnya — baik sebagai pembalasan atau upaya mempertahankan kedaulatan.
Meski saat ini kapasitas nuklir Iran terbatas akibat serangan, para analis menyebutkan Iran bisa memiliki situs nuklir rahasia yang belum terdeteksi oleh AS dan Israel.
4. Kembali ke Jalur Diplomasi
Sebelum konflik pecah, AS dan Iran sempat menjajaki negosiasi baru terkait pembatasan program nuklir Iran, sebagai imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.
Meskipun serangan terhadap Fordow dan situs lainnya menggagalkan pembicaraan tersebut, Teheran masih membuka pintu diplomasi. Prospek kembalinya ke meja perundingan tetap ada, selama tidak terjadi eskalasi yang lebih luas.***