Teheran/Washington, Mevin.ID — Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran semakin memanas setelah televisi pemerintah Iran menyatakan bahwa setiap warga negara AS dan personel militer di kawasan kini dianggap sebagai target sah, menyusul serangan udara Amerika terhadap tiga situs nuklir Iran pada Minggu (22/6).
Pernyataan ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa negaranya telah bergabung secara aktif dalam konflik militer dengan Iran, bersama Israel.
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordo, Natanz, dan Isfahan,” tulis Trump melalui platform Truth Social, Sabtu (21/6).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Peringatan dari Khamenei
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memberikan peringatan keras kepada Amerika Serikat agar tidak ikut campur dalam konflik yang tengah berlangsung antara Iran dan Israel.
“Kerugian yang akan diderita AS tidak akan dapat diperbaiki jika mereka memasuki konflik ini secara militer,” kata Khamenei pada Rabu (18/6), seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Namun, peringatan itu diabaikan. AS melancarkan serangan udara ke situs-situs nuklir utama Iran sebagai bentuk dukungan penuh terhadap Israel, yang telah lebih dulu meluncurkan serangan pada 13 Juni lalu.
Trump Ancam Serangan yang Lebih Besar
Dalam pidato nasionalnya, Trump memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan tersebut. Ia menegaskan bahwa jika Iran melancarkan serangan balasan terhadap AS, maka konsekuensinya akan sangat fatal.
“Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran, yang jauh lebih besar dari apa yang telah terjadi dalam delapan hari terakhir,” ujar Trump.
Ia menyebut Iran sebagai “negara penindas” dan menegaskan bahwa jika konflik berlanjut, serangan masa depan akan lebih besar dan lebih mudah dilakukan.
Israel Tingkatkan Status Siaga
Menanggapi situasi ini, militer Israel telah meningkatkan status siaga nasional.
Kegiatan pendidikan dihentikan, pertemuan publik dilarang, dan pekerjaan non-esensial ditangguhkan sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan serangan balasan dari Iran.***