“Kalau Rakyat Disuruh Mandiri, Jangan Negara Ikut Nebeng Pajak”

- Redaksi

Minggu, 3 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ribuan pelamar kerja memadati Taman Safari Indonesia, Bogor (dok. Ist)

Baca artikel detiknews,

Ribuan pelamar kerja memadati Taman Safari Indonesia, Bogor (dok. Ist) Baca artikel detiknews, "Viral Ribuan Pelamar Kerja Padati Taman Safari Bogor, Ini Kata Pengelola"

PERNYATAAN Rahayu Saraswati—keponakan Presiden Prabowo sekaligus Wakil Ketua Komisi VII DPR RI—baru-baru ini menyulut reaksi beragam. Dalam sebuah forum di Jakarta, ia menyatakan:

“Kalau anak muda masih berharap lowongan kerja dari pemerintah, Indonesia masih era kolonial.”

Menurutnya, anak muda Indonesia mestinya menciptakan peluang sendiri melalui wirausaha, industri kreatif, bahkan investasi digital. Tidak bergantung pada negara.

Tentu ini sah-sah saja. Tapi, publik—terutama di jagat maya—tidak tinggal diam.

Netizen Balik Bertanya:

“Kalau rakyat disuruh usaha sendiri, cari kerja sendiri, modal sendiri, gagal sendiri, bangkit sendiri… tapi negara masih berharap pajak? Bukankah itu juga kolonial?”

Dan pertanyaan itu masuk akal. Karena jika negara tidak menyediakan pekerjaan, tidak menjamin upah layak, tidak menyubsidi modal usaha, tapi tetap memungut pajak dari hasil kerja keras rakyat… lantas, kontribusi negara ada di mana?

Antara Kemandirian dan Kewajiban Negara

Mari kita luruskan. Mendorong anak muda untuk jadi kreatif dan berwirausaha itu bagus. Bahkan sangat diperlukan di era disrupsi ekonomi digital. Tapi, jangan sampai narasinya menormalisasi lepas tanggung jawab negara dalam menyediakan lapangan kerja.

Apalagi di negara berkembang, di mana angkatan kerja tumbuh lebih cepat daripada ketersediaan kerja formal. Data BPS menunjukkan bahwa lebih dari 60% angkatan kerja muda bekerja di sektor informal, tanpa jaminan sosial, tanpa kepastian pendapatan.

Apakah semua bisa langsung berwirausaha? Apakah semua punya akses modal dan literasi digital yang cukup?

Pajak dan Tanggung Jawab

Jika negara ingin rakyat “tidak bergantung”, maka rakyat juga bisa bertanya: kenapa negara masih bergantung pada pajak rakyat?

Rakyat mandiri = boleh. Tapi negara juga harus fair = fasilitasi.

Apakah adil jika pemerintah tidak hadir saat rakyat butuh pekerjaan, tapi selalu hadir saat rakyat sudah menghasilkan?

***

Mendorong kemandirian tanpa menguatkan peran negara = retorika neoliberal klasik: rakyat disuruh mandiri, tapi negara tetap menagih. Ujung-ujungnya, tanggung jawab sosial negara disulap jadi wacana motivasional.

Kalau begitu, jangan-jangan kolonialismenya masih ada—hanya saja pelakunya kini bukan bangsa asing, tapi retorika internal yang menormalkan ketimpangan.

Anak muda boleh dimotivasi, tapi jangan dijadikan kambing hitam atas kegagalan negara menciptakan sistem yang adil.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dilema Implementasi Putusan MK: Ketika Dua Menteri Berbeda Arah, Publik yang Bingung
Pemulihan Lingkungan di Desa Eretan Wetan: Membangun Tata Kelola Lingkungan Berbasis Komunitas
Cermin Sang Pencela: Memahami Diri melalui Kebisingan Orang Lain
Platonis: Menggali Makna Kedekatan Murni Tanpa Romansa
Bandung Tangguh: Mengukir Kota yang Selamat dari Ancaman Multibencana
Pendidikan Kebencanaan Sejak Usia Dini: Belajar dari Jepang, Menyelamatkan Generasi Indonesia
Inggit Garnasih: Perempuan Sunyi yang Menopang Lahirnya Kemerdekaan
Agama dan Dosa Atas Nama Sakral: Sebuah Refleksi Kritis dari Kartini

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 11:47 WIB

Dilema Implementasi Putusan MK: Ketika Dua Menteri Berbeda Arah, Publik yang Bingung

Rabu, 19 November 2025 - 09:27 WIB

Pemulihan Lingkungan di Desa Eretan Wetan: Membangun Tata Kelola Lingkungan Berbasis Komunitas

Rabu, 19 November 2025 - 07:52 WIB

Cermin Sang Pencela: Memahami Diri melalui Kebisingan Orang Lain

Selasa, 18 November 2025 - 22:29 WIB

Platonis: Menggali Makna Kedekatan Murni Tanpa Romansa

Selasa, 18 November 2025 - 13:16 WIB

Bandung Tangguh: Mengukir Kota yang Selamat dari Ancaman Multibencana

Berita Terbaru