DI KLUB lain, kehilangan 14 pemain dalam satu waktu—mayoritas dari mereka adalah pemain inti—mungkin akan jadi bencana. Namun, tidak demikian di Persib Bandung.
Tidak ada tangis, tidak ada drama, tidak ada kegaduhan. Yang ada justru euforia, sambutan meriah untuk wajah-wajah baru, dan kepercayaan penuh pada satu sosok: Bojan Hodak.
Sekilas ini tampak seperti keputusan gila. Melepas para pahlawan yang membawa gelar back-to-back Liga 1 Indonesia bukanlah keputusan ringan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tapi di balik semua itu, tersimpan rencana yang matang dan penuh prinsip. Bagi Hodak, ini bukan pembongkaran. Ini adalah transisi menuju era baru.
“Saya memikirkan soal anggaran,”
— Bojan Hodak
Kalimat itu terdengar sederhana, tapi menyimpan makna mendalam. Dalam sepak bola modern, terlalu banyak klub yang jatuh bukan karena kalah di lapangan, tapi karena gagal menyeimbangkan antara romantisme dan rasionalitas.
Hodak sadar betul akan hal itu. Ia tahu bahwa menjaga gelar juara bukan hanya soal mempertahankan nama besar, tapi menjaga stabilitas tim, menjaga semangat bertarung, dan yang paling penting: menjaga keseimbangan finansial.
Menolak Euforia yang Membakar, Memilih Jalan Sunyi yang Benar
Bojan Hodak bukan pelatih biasa. Ia tidak mengejar tepuk tangan sesaat. Ia membangun sistem. Dan sistem itu tak boleh dirusak oleh keputusan yang hanya memanjakan fanatisme jangka pendek.
Melepas pemain seperti Nick Kuipers, David da Silva, hingga Kevin Ray Mendoza jelas bukan karena mereka tak berkualitas. Tapi karena kualitas bukan satu-satunya variabel dalam proyek jangka panjang.
Saat harga melonjak, saat agen dan tawaran luar negeri datang menggoda, maka klub yang sehat adalah klub yang tahu kapan melepas, bukan hanya siapa yang layak dipertahankan.
Karena tim juara yang dipertahankan tanpa motivasi dan kesegaran baru hanya akan menjadi museum kejayaan—indah dipandang, tapi rapuh di dalam.
Bersama Bojan, Persib Tidak Sedang Dihancurkan—Tapi Dipersiapkan
Maka perombakan ini bukan pertaruhan, ini adalah pernyataan sikap. Persib sedang membangun rumah sepak bola modern: stadion hidup kembali, fasilitas latihan dibenahi, dan pemain-pemain baru yang datang pun bukan sekadar tempelan—mereka dipilih dengan cermat, berdasarkan kebutuhan sistem.
Ada akuntabilitas antara pelatih dan manajemen. Tidak ada ego, tidak ada sabotase internal. Semua berjalan dalam satu blueprint: menjadikan Persib bukan sekadar juara Indonesia, tapi raksasa Asia.
Hodak menolak cara lama: membakar anggaran di awal musim lalu menunggak gaji tiga bulan kemudian. Ia tidak ingin membayar mimpi dengan hutang.
Maka langkah ekstrem ini, justru menunjukkan bahwa Persib sedang berpikir panjang, dan untuk pertama kalinya dalam waktu lama, klub ini memiliki arah yang jelas dan keberanian untuk menjalankannya.
Persib Bukan Sekadar Klub, Ia Adalah Prinsip
Kita terlalu sering melihat klub menukar identitasnya demi menang cepat. Tapi tidak di Persib. Di bawah Hodak, kita melihat bahwa mempertahankan kejayaan tidak selalu berarti mempertahankan orang-orang yang membawanya. Tapi mempertahankan nilai-nilai yang membuat kejayaan itu mungkin sejak awal.
Dan jika semua ini terasa mengejutkan bagi banyak orang, sesungguhnya tidak bagi mereka yang benar-benar menyimak. Karena sejak lama Hodak sudah memberi sinyal.
Bahwa di Persib, yang datang dan yang pergi sudah ditulis dalam blueprint besar. Bahwa keputusan tidak diambil karena tekanan, tapi karena perhitungan.
Dan pada akhirnya, publik tak hanya menyambut pemain baru. Mereka menyambut cara baru memandang sepak bola. Bukan sekadar dari nama di punggung, tapi dari visi di kepala dan api di dada.
Daftar 8 Pemain Asing Persib Bandung Untuk Liga 1 2025/2026
Sebagai bagian dari fondasi baru yang dibangun Hodak, Persib resmi mendatangkan delapan pemain asing, memenuhi kuota maksimal yang ditetapkan PT LIB dan PSSI:
- Ramon Tanque – Penyerang, Brasil, 26 tahun
Top skor Liga Kamboja, catatan 21 gol dan 5 assist bersama Visakha FC. - Adam Przybek – Penjaga gawang, Inggris, 25 tahun
Pernah membela Timnas Inggris U-16, terakhir bermain di Welsh Premier League. - Julio Cesar – Bek tengah, Brasil, 30 tahun
Eks pemain Singha Chiangrai United, memiliki 2 gol dan 1 assist musim lalu. - Luciano Guaycochea – Gelandang tengah, Argentina, 33 tahun
Mantan kapten Perak FC, sepupu Alexis Mac Allister dari Liverpool. - Wiliam Marcilio – Gelandang, Brasil, 28 tahun
Eks Arema FC, memiliki kontribusi besar dalam distribusi bola dan gol. - Berguinho – Gelandang, Brasil, 28 tahun
Pemain yang sudah cukup mapan di Liga 1, eks Borneo FC. - William Pereira (Barros) – Penyerang, Brasil, 30 tahun
Rekrutan baru untuk memperkuat lini serang Maung Bandung. - Patricio Matricardi – Bek tengah, Argentina, 31 tahun
Pemain dengan pengalaman Eropa, pengganti langsung Nick Kuipers.
Pemain Lokal Baru Persib Musim 2025/2026
Tak hanya pemain asing, Persib juga memperkuat skuad dengan mendatangkan sejumlah nama lokal potensial dan berpengalaman:
- Alfeandra Dewangga – Bek serbabisa timnas yang dikenal solid dalam duel udara dan membaca permainan.
- Al Hamra Hehanussa – Mantan pemain Persija, tangguh di sisi kiri pertahanan.
- Saddil Ramdani – Winger eksplosif Timnas Indonesia, berpengalaman di Liga Malaysia, kini kembali merumput di tanah air.
Kehadiran mereka menambah kedalaman skuad dan mempertegas arah transformasi yang dilakukan Hodak: merombak untuk menguatkan, bukan sekadar mengganti.
Kadang, untuk menjaga kejayaan, kita harus berani melepaskan masa lalu. Bukan karena ia buruk, tapi karena masa depan menuntut keberanian yang lebih besar.
Dan hari ini, Persib Bandung sedang menunjukkan keberanian itu.***
Penulis : Bar Bernad