Sukabumi, Mevin.ID – Dari sebuah gang sempit di Cikole Dalam, Kota Sukabumi, lahir sebuah kisah luar biasa. Seorang pria bernama Harsudi Hartono (57) berhasil mengubah limbah menjadi lambang cinta dan doa untuk seorang presiden yang ia kagumi: Ir. H. Joko Widodo.
Selama hampir lima tahun, Harsudi dengan sabar merajut ribuan cangkang kopi menjadi karpet raksasa sepanjang 11 meter. Bukan sekadar karya seni, karpet itu bertuliskan nama “Ir. H. Joko Widodo”, sebagai simbol dari kekaguman, dedikasi, dan harapan tulus dari seorang rakyat biasa.
“Saya mulai sejak sebelum pandemi. Yang bikin lama itu cari bahannya dan menyamakan warna. Kadang yang sudah selesai harus dibongkar lagi karena warnanya pudar,” ujar Harsudi seperti dikutip dari Liputan6, Senin (30/6/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
View this post on Instagram
Kekaguman yang Dibalas Perjuangan
Bagi Harsudi, Jokowi bukan sekadar sosok pemimpin. Ia adalah inspirasi. Sosok yang membumi, yang dikenal karena keberaniannya blusukan dan mendengar langsung suara rakyat.
“Saya sudah kagumi beliau sejak masih Wali Kota. Beliau itu turun langsung ke masyarakat, itu yang saya suka,” ucap Harsudi, matanya berbinar.
Apa yang dilakukan Harsudi bukan hanya bukti ketekunan, tapi juga refleksi tentang bagaimana cinta dan doa bisa diwujudkan lewat tangan dan ketulusan hati. Tanpa modal besar, tanpa sorotan media, ia membangun sesuatu yang besar—secara harfiah dan makna.
Dari Limbah Jadi Simbol Harapan
Karpet raksasa ini seluruhnya dibuat dari limbah cangkang kopi yang dikumpulkannya sendiri. Karyanya bukan hanya bentuk penghormatan kepada Jokowi, tetapi juga pesan lingkungan: bahwa daur ulang bukan sekadar wacana.
“Pak Harsudi mengajarkan kita, kepedulian terhadap lingkungan bisa diwujudkan dari rumah sendiri, dengan cara sederhana namun bermakna,” tulis Presiden Jokowi dalam akun Instagram resminya saat mengunggah kisah ini.
Ketekunan yang Menyentuh Ribuan Hati
Unggahan Jokowi itu langsung disambut ribuan komentar netizen yang kagum dengan ketulusan Harsudi. Hingga kini, postingan tersebut telah disukai lebih dari 5.600 orang, dan menjadi bukti bahwa kisah rakyat kecil bisa menyentuh hati bangsa.
Karya Harsudi mengingatkan kita bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tindakan kecil. Dari gang kecil di Sukabumi, seorang pria sederhana menunjukkan bahwa cinta kepada negeri bisa diwujudkan dalam bentuk yang sangat manusiawi.***