Kebijakan Tarif AS Dikritik 20 Negara di WTO, China Soroti Ketidakpastian Global

- Redaksi

Jumat, 11 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. ANTARA/Anadolu/py

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. ANTARA/Anadolu/py

Jenewa, Mevin.ID – Sekitar 20 negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat dalam rapat Dewan Perdagangan Barang WTO baru-baru ini.

Menurut sumber yang dekat dengan WTO pada Jumat (11/4), sejumlah negara seperti China, Swiss, Norwegia, Kazakhstan, Selandia Baru, Inggris Raya, Australia, Singapura, Kanada, dan Jepang termasuk di antara delegasi yang menyampaikan keprihatinan mereka. Rusia pun disebut ikut menyatakan keberatannya dalam forum tersebut.

“Setidaknya 20 delegasi menyatakan kritik mereka terhadap Amerika Serikat,” ujar sumber tersebut.

Delegasi China secara khusus menyoroti dampak besar dari kebijakan tarif AS yang dinilai menambah ketidakpastian ekonomi global. Dalam pernyataannya, China menyebut kebijakan AS telah menciptakan “disrupsi baru setiap hari” yang mengganggu stabilitas yang selama ini menjadi andalan bagi negara dan pelaku usaha di seluruh dunia.

Sebagai respons atas pernyataan tersebut, perwakilan AS memilih tidak berkomentar lebih lanjut, dengan alasan bahwa isu tersebut telah dibawa ke Badan Penyelesaian Sengketa WTO.

Kritik ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada 2 April 2025 yang menetapkan tarif impor “resiprokal” kepada puluhan negara, di samping tarif dasar sebesar 10 persen. Tarif resiprokal tersebut rencananya diberlakukan berdasarkan defisit perdagangan yang dialami AS dengan masing-masing negara mitra dagang.

Namun, secara mengejutkan, pada tanggal 9 April—hari dimulainya pemberlakuan tarif—Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif resiprokal. Ia menyebut hanya tarif dasar 10 persen yang akan diberlakukan dalam 90 hari ke depan, sembari menyatakan bahwa lebih dari 75 negara telah memilih untuk tidak mengambil langkah balasan dan meminta negosiasi lebih lanjut.

Meski demikian, ketegangan tetap meningkat, terutama dengan China. AS disebut telah menaikkan tarif impor terhadap berbagai produk asal China hingga mencapai 145 persen, dan dibalas oleh China dengan pemberlakuan tarif sebesar 84 persen terhadap produk asal AS.

Langkah ini dinilai berpotensi memperburuk perang dagang global, serta memperdalam kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia yang lebih luas akibat ketidakpastian arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

MK Larang Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Ini Daftar Jenderal yang Masih Menjabat
KPK Sita Jam Tangan Mewah, 24 Sepeda, hingga Jeep Rubicon Milik Direktur RSUD Ponorogo
KPK Masih Pelajari Putusan MK Soal Larangan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil
Menkes Siapkan Reformasi Besar Sistem Rujukan BPJS: Tidak Lagi Wajib Berjenjang
PSI Tantang Usulan Nasdem: Ambang Batas 8 Persen pun Siap Dihadapi
PSI Soal Isu Jokowi Cawe-cawe: Eks Presiden Lain Juga Masih Sibuk Berpolitik
PLN Dorong Lompatan Energi Hijau: Target 52,9 GW EBT, Smart Grid, dan Pembiayaan Karbon di COP30
Muhamad Helmi Fahrozi Raih Gelar Doktor Hukum dari UII, Angkat Isu Kemandirian KPU dalam Disertasi

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 19:48 WIB

MK Larang Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Ini Daftar Jenderal yang Masih Menjabat

Sabtu, 15 November 2025 - 19:43 WIB

KPK Sita Jam Tangan Mewah, 24 Sepeda, hingga Jeep Rubicon Milik Direktur RSUD Ponorogo

Sabtu, 15 November 2025 - 19:39 WIB

KPK Masih Pelajari Putusan MK Soal Larangan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil

Sabtu, 15 November 2025 - 19:32 WIB

Menkes Siapkan Reformasi Besar Sistem Rujukan BPJS: Tidak Lagi Wajib Berjenjang

Sabtu, 15 November 2025 - 18:36 WIB

PSI Tantang Usulan Nasdem: Ambang Batas 8 Persen pun Siap Dihadapi

Berita Terbaru