Bandung, Mevin.ID – Pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo resmi berganti sejak 21 Maret 2025. Manajer Umum Kebun Binatang Bandung, Peter, mengonfirmasi adanya perubahan manajemen tersebut. Ia menyatakan bahwa pengelola baru akan fokus pada kenyamanan satwa dan kebersihan lingkungan.
“Manajemen baru mengutamakan kenyamanan satwa dan kebersihan tempat,” ujarnya seperti dikutip dari Tempo, Jumat (4/4/2025).
Meski begitu, Peter enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai identitas pengelola baru yang menggantikan Yayasan Margasatwa Tamansari.
Sementara itu, Direktur Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, menyatakan bahwa pihaknya kembali terlibat dalam pengelolaan Kebun Binatang Bandung. Ia saat ini menjabat sebagai Dewan Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari, dengan saudaranya, John Sumampau, sebagai ketua yayasan.
“Prioritas utama kami adalah memulihkan dan melanjutkan pengembangan Kebun Binatang Bandung sesuai dengan masterplan yang telah disusun sebelumnya,” kata Tony dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).
Tony menyebut bahwa pengurus yayasan sebelumnya secara resmi mengundurkan diri pada 21 Maret 2025 dan menyampaikan permohonan maaf di hadapan notaris. Mereka juga memintanya untuk kembali memimpin pengelolaan, tanpa mempermasalahkan status kepemilikan lahan yang kini masih disengketakan dengan Pemerintah Kota Bandung.
Pihaknya berkomitmen menjalankan pengelolaan secara transparan, akuntabel, dan profesional serta akan berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk memastikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Riwayat dan Kisruh Pengelolaan
Taman Safari Indonesia pertama kali terlibat dalam pengelolaan Kebun Binatang Bandung pada 2016, awalnya untuk membantu penanganan seekor gajah yang sakit. Keterlibatan itu berlanjut pada 2017 ketika mereka masuk dalam kepengurusan Yayasan Margasatwa Tamansari.
Namun, pada 2022, pengelola sebelumnya mengambil alih yayasan dan mengganti kepengurusan, yang kemudian menimbulkan kisruh pengelolaan. Masalah diperparah dengan sengketa lahan seluas 1,3 hektare di Jalan Tamansari yang kini masih berproses di pengadilan.
Lebih lanjut, dua mantan pengurus yayasan berinisial SD dan BB, yang merupakan bagian dari keluarga pengelola sebelumnya, kini menjadi tersangka kasus korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
Tony memastikan bahwa kembalinya Taman Safari Indonesia dalam manajemen bertujuan untuk menyelamatkan dan mengembangkan Kebun Binatang Bandung agar bisa lebih berdaya guna, baik bagi satwa maupun masyarakat.***





















