Kelas Menengah Indonesia Terancam Hilang, Bank Dunia: Jumlahnya Menyusut dan Tertinggal

- Redaksi

Selasa, 24 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Kelas Menengah

Ilustrasi Kelas Menengah

Jakarta, Mevin.ID – Bank Dunia kembali menyoroti kondisi kelas menengah di Indonesia yang dinilai semakin tertekan dan mengalami penyusutan signifikan pasca pandemi.

Dalam laporan terbarunya, Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2025, lembaga internasional ini menyebutkan bahwa jumlah penduduk kelas menengah Indonesia menyusut dari 57,3 juta orang pada 2019 menjadi hanya 47,8 juta orang pada 2024.

Menurut Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab, situasi ini mencerminkan melemahnya struktur ketenagakerjaan yang ditandai dengan rendahnya produktivitas dan minimnya jaminan kerja.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Semakin sedikit pekerja yang mampu mencapai standar hidup kelas menengah. Mereka bekerja di sektor informal atau di bidang dengan produktivitas rendah,” kata Habib dalam peluncuran laporan tersebut, Senin (23/6/2025).

Sektor Produktivitas Rendah dan PHK Massal

Sebagian besar pekerjaan yang tercipta berada di sektor perdagangan grosir, pertanian, jasa, dan manufaktur bernilai tambah rendah. Bank Dunia mencatat, sekitar 60% pekerja di Indonesia masih berada di sektor informal, tanpa perlindungan dan keamanan kerja yang layak.

Lebih buruk lagi, tren pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat tajam. Jumlah pekerja yang kehilangan pekerjaan melonjak dari 3.325 orang pada Januari menjadi 18.610 orang pada Februari 2025.

Sektor manufaktur di Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau—khususnya industri tekstil, elektronik, dan alas kaki—menjadi yang paling terdampak, dengan sedikitnya 10 perusahaan tutup pada kuartal I-2025.

Upah nominal pun tidak menunjukkan pertumbuhan signifikan, hanya meningkat 1,8% year-on-year pada Februari 2025—angka yang hampir setara dengan inflasi.

Daya Konsumsi Kelas Menengah Tertinggal

Bank Dunia juga mencatat bahwa pertumbuhan konsumsi kelas menengah tertinggal dibandingkan kelas bawah dan kelas atas. Kelompok masyarakat termiskin (40% terbawah) justru mencatatkan pertumbuhan konsumsi 2–3% per tahun karena ditopang bantuan sosial, sementara kelompok 10% terkaya mengalami peningkatan konsumsi sekitar 3% per tahun.

Sebaliknya, kelompok kelas menengah dan calon kelas menengah (persentil ke-40 hingga ke-90 distribusi konsumsi) hanya tumbuh 1,3% per tahun selama 2019–2024.

“Ini adalah tantangan serius karena kelas menengah merupakan motor pertumbuhan untuk konsumsi barang dan jasa bernilai tambah tinggi, yang mendorong ekonomi naik kelas,” tegas Habib.

Butuh Perubahan Struktural

Bank Dunia menilai bahwa stagnasi kelas menengah menjadi indikator lemahnya pemerataan kesejahteraan ekonomi. Untuk membalikkan tren ini, dibutuhkan strategi nasional yang mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas, reformasi upah, dan dorongan investasi di sektor bernilai tambah tinggi.

Kelas menengah yang kuat, menurut Bank Dunia, bukan hanya mencerminkan kesejahteraan, tapi juga menjamin stabilitas sosial dan pasar domestik yang sehat.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mulai 22 Juli, Koperasi Desa Merah Putih Bisa Akses KUR Hingga Rp3 Miliar
Gus Baha Ingatkan Umat Islam Akan Ancaman Krisis Lingkungan dalam Perspektif Al-Qur’an
Mantan Pekerja Migran Akan Dilibatkan dalam Program Koperasi Merah Putih
Kementan dan Satgas Pangan Ungkap 212 Merek Beras Tak Sesuai Standar Diduga Oplosan, Ini Daftarnya
Mulai 14 Juli, Pedagang Toko Online Kena Pajak Penghasilan 0,5 Persen
Kemampuan Bayar Cicilan Rumah Turun, BI Catat NPL KPR Tertinggi dalam 4 Tahun Sejak Pandemi Covid-19
Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih Diundur ke 21 Juli 2025, Presiden Prabowo Dijadwalkan Hadir di Klaten
Pemerintah Siapkan Kebijakan LPG 3 Kg Satu Harga, Berlaku Mulai Tahun Depan

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 18:15 WIB

Mulai 22 Juli, Koperasi Desa Merah Putih Bisa Akses KUR Hingga Rp3 Miliar

Selasa, 15 Juli 2025 - 18:09 WIB

Gus Baha Ingatkan Umat Islam Akan Ancaman Krisis Lingkungan dalam Perspektif Al-Qur’an

Selasa, 15 Juli 2025 - 18:04 WIB

Mantan Pekerja Migran Akan Dilibatkan dalam Program Koperasi Merah Putih

Selasa, 15 Juli 2025 - 18:00 WIB

Kementan dan Satgas Pangan Ungkap 212 Merek Beras Tak Sesuai Standar Diduga Oplosan, Ini Daftarnya

Senin, 14 Juli 2025 - 20:19 WIB

Mulai 14 Juli, Pedagang Toko Online Kena Pajak Penghasilan 0,5 Persen

Berita Terbaru