Kelas Menengah Tertekan: Daya Beli Melemah, Tabungan Tergerus, dan Ancaman Krisis Ekonomi  

- Redaksi

Senin, 17 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SAAT terjadi guncangan ekonomi, kelompok yang paling rentan tergelincir adalah kelas menengah, khususnya menengah-bawah. Mereka yang tidak termasuk dalam kategori penerima bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial (Bansos), atau program lainnya.

Akibatnya, banyak dari mereka terpaksa menguras tabungan atau bahkan berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Fenomena ini, yang dikenal sebagai “mantab” (makan tabungan), telah terjadi sejak pandemi COVID-19 pada 2021 dan terus berlanjut hingga kini, membuat daya beli masyarakat sangat rendah dan perekonomian Indonesia mengalami tekanan berat.

Indikator Makroekonomi yang Memprihatinkan 

Beberapa indikator makroekonomi pada awal 2025 menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia tengah menghadapi tekanan, baik dari faktor eksternal maupun domestik. Berikut adalah empat indikator utama yang mengkhawatirkan:

1. Deflasi:  

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi berturut-turut pada Januari dan Februari 2025. Pada Februari 2025, deflasi tahunan tercatat sebesar 0,09%, yang terakhir kali terjadi pada Maret 2000 (1,10%).
  • Deflasi ini mengindikasikan rendahnya permintaan atau melemahnya daya beli masyarakat, bahkan menjelang Ramadhan yang biasanya ditandai dengan peningkatan konsumsi.

2. Nilai Tukar Rupiah yang Melemah:  

  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada dalam kisaran Rp16.200-Rp16.500 pada awal 2025, bahkan sempat menyentuh Rp16.575 per dolar AS pada 28 Februari 2025.
  • Terakhir kali rupiah melemah hingga level ini adalah lima tahun silam.

3. Amblasnya Pasar Saham: 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Februari 2025 anjlok ke level 6.300, terkoreksi 5% dibandingkan pekan sebelumnya. Ini menjadi level terendah sejak 2021.

4. Defisit APBN:  

  • Realisasi APBN 2025 hingga Februari 2025 mencatat defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
  • Anomali ini disebabkan oleh anjloknya penerimaan pajak dan tekanan ekonomi yang meluas.

Daya Beli Kelas Menengah yang Tertekan  

Kelas menengah, terutama menengah-bawah, menjadi kelompok yang paling merasakan dampak tekanan ekonomi. Beberapa faktor yang menyebabkan melemahnya daya beli mereka antara lain:

1. Penyusutan Lapangan Kerja:

Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa PHK pada 2024 meningkat 20,21% dibandingkan 2023. Fenomena PHK masih berlanjut di awal 2025, terutama di industri padat karya.

2. Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok:  

  • Meskipun terjadi deflasi, harga kebutuhan pokok tetap tinggi dan menekan anggaran rumah tangga.
  • Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan bersih masyarakat hanya meningkat 15% selama 2017-2023, sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 18,5%.

3. Penyusutan Populasi Kelas Menengah:  

Data BPS mencatat populasi kelas menengah menyusut dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024.

Fenomena “Mantab” dan Ancaman Krisis

Fenomena “mantab” atau penggunaan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah menjadi kebiasaan di kalangan kelas menengah sejak pandemi COVID-19.

Namun, bagi mereka yang tidak memiliki tabungan, pilihan satu-satunya adalah berhutang. Hal ini semakin memperparah kondisi keuangan mereka dan berpotensi memicu krisis ekonomi yang lebih dalam.

Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menyatakan bahwa kebijakan pemerintah justru memperburuk situasi. “Alih-alih mengakselerasi pertumbuhan lebih tinggi sesuai harapan, berbagai kebijakan justru dapat menekan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Peneliti Ekonomi dari Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, juga menambahkan bahwa deflasi yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh diskon tarif listrik, tetapi juga oleh daya beli masyarakat yang rendah.

“Kondisi yang melatarbelakangi deflasi selama satu tahun terakhir adalah daya beli masyarakat yang masih rendah karena pendapatan yang terbatas,” katanya.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini memprihatinkan, dengan tekanan berat pada kelas menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian.

Tanpa langkah-langkah konkret dari pemerintah, fenomena “mantab” dan melemahnya daya beli berpotensi memicu krisis ekonomi yang lebih dalam.

***

Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memulihkan daya beli masyarakat dan mengatasi tekanan ekonomi.

Dukungan terhadap kelas menengah, terutama melalui penciptaan lapangan kerja dan stabilisasi harga kebutuhan pokok, menjadi kunci untuk mencegah krisis yang lebih parah.***

Facebook Comments Box

Penulis : Bernade

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

COP 30 dan Desa: Antara Komitmen Global dan Realitas di Tapak
Jeritan yang Tak Didengar: Membaca Ulang Tragedi SMAN 72
Gotong Royong Digital: Mahkota Kebaikan dan Ancaman di Baliknya
Arsitek Sejati Kehidupan: Menciptakan Kesempurnaan dari Dalam Diri ala Socrates
Tumpukan Sampah yang Tak Kunjung Usai
Ketika Korban Bullying Menemukan “Pelarian” di Dunia Gelap Digital
Manusia, Anjing, dan Pengkhianatan Diri: Sebuah Refleksi Atas Homo Duplex
Ketersendirian Pahlawan dan Mandat untuk Menang: Filosofi Eksistensialisme dalam Perjuangan Pribadi

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 15:50 WIB

COP 30 dan Desa: Antara Komitmen Global dan Realitas di Tapak

Jumat, 14 November 2025 - 15:36 WIB

Jeritan yang Tak Didengar: Membaca Ulang Tragedi SMAN 72

Jumat, 14 November 2025 - 11:59 WIB

Gotong Royong Digital: Mahkota Kebaikan dan Ancaman di Baliknya

Jumat, 14 November 2025 - 09:25 WIB

Arsitek Sejati Kehidupan: Menciptakan Kesempurnaan dari Dalam Diri ala Socrates

Jumat, 14 November 2025 - 08:02 WIB

Tumpukan Sampah yang Tak Kunjung Usai

Berita Terbaru

Kolom

Jeritan yang Tak Didengar: Membaca Ulang Tragedi SMAN 72

Jumat, 14 Nov 2025 - 15:36 WIB