Jakarta, Mevin.ID – Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Lodewijk F. Paulus, mengumumkan bahwa pihaknya telah memulai operasi pasar di 4.000 titik di seluruh Indonesia menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.
Operasi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mencegah inflasi selama bulan suci.
“Operasi pasar hari ini mulai dan Insya Allah akan menyentuh 4.000 titik. Kami fokus pada kebutuhan pokok yang diperlukan masyarakat atau yang berpotensi memicu inflasi,” kata Lodewijk usai rapat koordinasi persiapan Ramadhan di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat, Senin (24/2).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuan Operasi Pasar
Lodewijk menjelaskan bahwa operasi pasar ini dilakukan untuk memastikan harga pangan tetap stabil selama Ramadhan. Selain itu, operasi ini juga bertujuan memberantas praktik penimbunan bahan pangan yang kerap terjadi di lapangan.
“Operasi pasar ini penting untuk mencegah penimbunan dan memastikan harga pangan tidak melonjak, terutama untuk komoditas yang rawan seperti daging sapi, daging ayam, cabai, dan minyak goreng,” ujarnya.
Pemantauan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Lodewijk menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau harga bahan pangan agar tetap berada di bawah batas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Operasi pasar akan dilakukan secara rutin di seluruh daerah untuk memastikan kepatuhan terhadap HET.
“Titik mana yang akan didatangi dan bahan apa yang akan disampaikan, itu sudah direncanakan dengan baik,” jelasnya.
Antisipasi Menjelang Ramadhan
Sebelumnya, Menko Polkam Budi Gunawan (BG) telah menyatakan bahwa pemerintah melakukan berbagai antisipasi menjelang Ramadhan, termasuk memastikan stabilitas harga pangan.
BG menekankan pentingnya pengendalian harga pangan agar sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.
“Kami telah menetapkan HET untuk beberapa bahan pangan, seperti Minyakita sebesar Rp15.700 per liter. Namun, realisasi harganya saat ini masih melebihi HET, mencapai Rp17.500 per liter,” ujar BG.
BG mengingatkan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, masyarakat akan kesulitan memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadhan dan Lebaran.
Oleh karena itu, pemerintah tidak akan mentolerir praktik nakal dari pengusaha yang menaikkan harga secara tidak wajar.
“Kami tidak menoleransi pengusaha yang melanggar aturan sehingga merugikan masyarakat, apalagi pada bulan puasa,” tegas BG.
Komitmen Pemerintah
Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau dan mengendalikan harga pangan agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
Operasi pasar yang digelar di 4.000 titik ini merupakan bagian dari upaya tersebut, sekaligus bentuk nyata dukungan pemerintah dalam meringankan beban masyarakat selama Ramadhan.