Cirebon, Mevin.ID – Ada yang berbeda di Kota Udang minggu lalu. Jalanan di sekitar Keraton Kacirebonan mendadak ramai oleh suara gamelan, tarian tradisional, dan aroma dupa yang membawa nostalgia masa silam.
Inilah Kirab Haul Pangeran Pulasaren, tradisi spiritual yang perlahan menjelma menjadi magnet wisata budaya Kota Cirebon.
Kirab ini bukan sekadar seremoni. Bagi Wali Kota Cirebon Effendi Edo, ini adalah bagian penting dari misi pemerintah dalam merawat akar budaya sekaligus menarik minat wisatawan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kegiatan seperti ini kami dorong agar tak hanya jadi ritual tahunan, tapi juga atraksi budaya yang bisa dinikmati masyarakat luas, termasuk pelancong,” ujar Edo kepada Mevin.ID, Senin (16/6).
Dari Tradisi Menuju Atraksi Wisata
Kirab Haul Pangeran Pulasaren tahun ini terasa istimewa. Selain digelar di tengah hangatnya semangat masyarakat, perayaan ini juga menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon.
Pemerintah daerah pun telah menargetkan 2,6 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2025, dan tradisi semacam ini diharapkan menjadi magnet baru dalam agenda Calendar of Event Kota Cirebon.
“Kami ingin menjadikan budaya sebagai pilar promosi wisata. Bukan hanya menarik, tapi juga memberi edukasi tentang siapa kita sebenarnya,” tambah Edo.
Jejak Spiritualitas di Tengah Modernitas
Di balik kemeriahan kirab, ada makna spiritual yang dalam. Haul ini merupakan bentuk penghormatan kepada Pangeran Pulasaren, tokoh penting dalam sejarah Keraton Cirebon yang dikenal bijak dan visioner.
Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat menegaskan bahwa kirab ini adalah salah satu bentuk pelestarian kearifan lokal yang memuat nilai religius, budaya, dan sosial.
“Kirab ini bukan hanya penghormatan, tapi juga upaya menjaga warisan leluhur yang sarat makna,” ujar Sultan.
Budaya yang Hidup, Pariwisata yang Berakar
Kirab Haul Pangeran Pulasaren bukan hanya parade warna-warni budaya Cirebon, tetapi juga ruang perjumpaan antara masa lalu dan masa kini, antara spiritualitas dan industri pariwisata yang terus berkembang.
Melalui kegiatan ini, Cirebon membuktikan bahwa budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi juga untuk dihidupkan dan diperkenalkan ke dunia.
Dan seperti harapan banyak pihak, mungkin sudah saatnya Kirab Haul Pangeran Pulasaren masuk sebagai salah satu destinasi unggulan wisata budaya nasional.***