Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat, Aliansi Pemberontak Umumkan Gencatan Senjata

- Redaksi

Kamis, 3 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota dari Tim Penyelamat China Ramunion melakukan operasi penyelamatan pascagempa bumi di Mandalay, Myanmar, pada 30 Maret 2025. (Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Anggota dari Tim Penyelamat China Ramunion melakukan operasi penyelamatan pascagempa bumi di Mandalay, Myanmar, pada 30 Maret 2025. (Xinhua/Myo Kyaw Soe)

Myanmar, Mevin.ID – Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar pekan lalu terus bertambah, mencapai lebih dari 2.800 orang, sementara lebih dari 4.600 lainnya mengalami luka-luka.

Pemerintah militer Myanmar mengumumkan data terbaru ini pada Rabu (3/4), lima hari setelah bencana yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan di negara yang tengah dilanda perang saudara.

Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang wilayah tengah Myanmar diperkirakan masih akan menelan lebih banyak korban, mengingat ratusan orang masih terjebak di bawah reruntuhan di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu yang berdekatan dengan pusat gempa. Upaya penyelamatan terhambat oleh keterbatasan alat berat.

Sebagai respons terhadap bencana ini, tiga kelompok bersenjata etnis minoritas yang tergabung dalam Aliansi Tiga Bersaudara—Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang—mengumumkan gencatan senjata sepihak selama satu bulan pada Selasa (2/4). Mereka menyatakan tidak akan melancarkan serangan ofensif dan hanya bertindak untuk membela diri guna memastikan kelancaran operasi kemanusiaan.

Langkah serupa juga diambil oleh pemerintahan paralel yang dibentuk oleh anggota pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, yang digulingkan dalam kudeta Februari 2021. Mereka telah lebih dulu mengumumkan gencatan senjata pada Sabtu lalu.

Sementara itu, pihak militer Myanmar belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangannya. Menurut laporan media setempat, serangan udara masih terus dilakukan di wilayah yang dikuasai pasukan oposisi, yang terdiri dari kelompok pemberontak etnis minoritas dan Pemerintahan Persatuan Nasional.

Dalam upaya penyelamatan, Junta melaporkan bahwa lebih dari 1.500 anggota tim penyelamat asing telah dikerahkan untuk membantu operasi evakuasi. Pada Rabu, tim medis dari Jepang juga tiba di Yangon dengan membawa pasokan bantuan darurat untuk para korban gempa.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ledakan SMAN 72: Motif Dendam Akibat Bullying Didalami Polisi
Kapolri: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Sedang Menjalani Operasi
Kapolri: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Motif Masih Didalami
Ditemukan Softgun Bertulis “Welcome to Hell” Usai Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta
Roy Suryo Hormati Status Tersangka Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi
OTT Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko: Diduga Terkait Jual Beli Jabatan
Kesaksian Siswa SMAN 72: Kronologi  Ledakan di Tengah Jamaah Salat Jumat
Ledakan di SMAN 72: Polisi Minta Publik Tidak Berspekulasi soal Terorisme, Terduga Pelaku Disebut Sempat Dirundung

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 22:12 WIB

Ledakan SMAN 72: Motif Dendam Akibat Bullying Didalami Polisi

Jumat, 7 November 2025 - 21:55 WIB

Kapolri: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Sedang Menjalani Operasi

Jumat, 7 November 2025 - 21:16 WIB

Kapolri: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Motif Masih Didalami

Jumat, 7 November 2025 - 20:17 WIB

Ditemukan Softgun Bertulis “Welcome to Hell” Usai Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta

Jumat, 7 November 2025 - 19:52 WIB

Roy Suryo Hormati Status Tersangka Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi

Berita Terbaru