Korupsi Chromebook Rp9,9 Triliun? 3 Mantan Stafsus Nadiem Dicekal ke Luar Negeri

- Redaksi

Jumat, 6 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar. Ist.

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar. Ist.

Jakarta, Mevin.ID  – Tiga mantan staf khusus eks Mendikbudristek Nadiem Makarim, masing-masing berinisial FH, JT, dan IA, dicekal ke luar negeri oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek periode 2019–2022.

“Mereka sudah dijadwalkan diperiksa, tapi tidak hadir. Maka per 4 Juni 2025, dilakukan pencegahan,” ujar Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung.

Langkah ini dilakukan karena ketiganya tidak memenuhi panggilan penyidik, meski telah dijadwalkan dua kali sebelumnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laptop ‘Digitalisasi Pendidikan’ Bernilai Rp9,9 Triliun

Kasus ini berawal dari program digitalisasi pendidikan nasional, di mana Kemendikbudristek mengadakan laptop Chromebook untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Total nilai proyeknya fantastis: Rp9,982 triliun, terdiri dari:

  • Rp3,582 triliun dari Dana Satuan Pendidikan (DSP)
  • Rp6,399 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

Kajian Uji Coba Gagal, Tapi Tetap Digas?

Poin kritisnya: pada 2019, Pustekom Kemendikbudristek sempat menguji 1.000 unit Chromebook. Hasilnya? Tidak efektif.

Tim teknis menyarankan sistem operasi Windows sebagai alternatif lebih sesuai.

Namun, menurut Kejagung, ada dugaan “pemufakatan jahat” yang mengubah kajian teknis dan tetap memaksakan Chrome OS sebagai spesifikasi utama. Tujuannya: mengarahkan pengadaan sesuai dengan pihak-pihak tertentu.

“Kami mendalami dugaan pengaturan kajian teknis agar tetap menggunakan Chrome OS,” kata Harli.

Apartemen Digeledah, Barang Bukti Disita

Pada 21 dan 23 Mei 2025 lalu, Kejagung menggeledah apartemen milik ketiga stafsus yang dicekal.

Penyidik menyita berbagai barang bukti elektronik dan dokumen yang kini menjadi bahan pendalaman.*””

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga
Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti
Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi
Fakta Baru Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru, Istri Tiga Kali Minta Kamarnya Dicek
Ayah dan Anak Jadi Tersangka Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun
Mulai 14 Juli, Jam Masuk SMA/SMK/SLB di Jabar Dimajukan ke 06.30 WIB, MPLS Libatkan TNI-Polri
Mentan Akan Umumkan 212 Merek Diduga Jual Beras Oplosan
Jokowi Harap Nama Baiknya Dipulihkan Usai Kasus Ijazah Palsu Naik Penyidikan

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 09:51 WIB

Menteri ATR: 48 Persen Lahan Bersertifikat Dikuasai oleh 60 Keluarga

Minggu, 13 Juli 2025 - 22:45 WIB

Gubernur Dedi Mulyadi Temukan Warga Miskin Konsumsi Makanan dari Sampah di Sekitar TPA Sarimukti

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:41 WIB

Putusan MK soal Pemisahan Pemilu Dinilai Lampaui Kewenangan, Dituding Timbulkan Kebuntuan Konstitusi

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:34 WIB

Fakta Baru Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru, Istri Tiga Kali Minta Kamarnya Dicek

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:05 WIB

Ayah dan Anak Jadi Tersangka Korupsi Minyak Mentah Pertamina, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun

Berita Terbaru

Foto: Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala. (dok. istimewa)

Editorial

Negara yang Sibuk Membangun, Tapi Lupa Jalan Pulang

Senin, 14 Jul 2025 - 08:51 WIB