Cirebon, Mevin.ID — Kota Cirebon berhasil mencatatkan investasi senilai Rp590 miliar hanya dalam tiga bulan pertama tahun 2025. Meski angka ini tampak menjanjikan, pemerintah daerah masih harus mengejar target ambisius sebesar Rp2,2 triliun untuk tahun ini.
“Di triwulan pertama sudah masuk Rp590 miliar dari target Rp2,2 triliun,” ujar Icip Suryadi, Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon, Jumat (16/5).
Rinciannya, investasi berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp340 miliar, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp250 miliar. Total ada 929 entitas yang menanamkan modalnya di kota ini, mayoritas adalah investor lokal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun di balik angka-angka itu, ada tren yang tak bisa diabaikan: nilai investasi di Kota Cirebon justru terus menurun dalam tiga tahun terakhir.
Tahun 2022, Cirebon sempat mencatatkan investasi fantastis sebesar Rp6,59 triliun. Namun nilainya turun menjadi Rp4,26 triliun di 2023, dan makin turun ke Rp2,73 triliun pada 2024.
Apa yang terjadi?
Menurut Icip, kondisi ini sebenarnya wajar. “Luas wilayah kita terbatas dan bukan daerah yang cocok untuk pengembangan industri besar,” katanya.
UMKM Jadi Tulang Punggung, Tapi Cirebon Perlu Lebih dari Itu
Kota Cirebon memang bukan kawasan industri seperti Karawang atau Bekasi. Tapi jangan salah, geliat ekonominya tetap hidup, terutama dari sektor UMKM di bidang kuliner dan industri pangan. Para pelaku usaha ini menjadi tulang punggung investasi daerah.
Tercatat, jumlah investor sempat turun dari 6.008 pada 2022 menjadi 5.855 di 2023, lalu melonjak drastis menjadi 10.737 investor pada 2024. Mayoritas berasal dari sektor usaha kecil dan menengah.
Investasi Bukan Cuma Soal Uang
Bagi Pemkot Cirebon, membangkitkan investasi tak bisa hanya mengandalkan angka dan insentif. Diperlukan kepastian hukum, infrastruktur yang memadai, dan sumber daya manusia yang mumpuni.
Tak kalah penting, kata Icip, adalah keamanan.
Pemerintah daerah kini sedang bersinergi dengan aparat keamanan untuk menindak praktik premanisme yang bisa mengganggu iklim investasi.
“Premanisme harus ditindak tegas. Investor butuh jaminan rasa aman,” tegas Icip.
Jalan Panjang Menuju Rp2,2 Triliun
Dengan tiga kuartal tersisa di tahun ini, masih ada pekerjaan rumah besar bagi Pemkot Cirebon untuk mengejar target investasi. Tapi bukan tidak mungkin.
Kuncinya: kerja sama lintas sektor, pelayanan publik yang transparan, dan ekosistem yang ramah bagi pelaku usaha—terutama yang kecil dan menengah.
Apakah Kota Udang ini bisa bangkit sebagai magnet baru investasi di Jawa Barat? Waktu akan menjawab.***