Jakarta, Mevin.ID — Kantor Staf Presiden (KSP) menyoroti harga Minyakita yang terus berada di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter. Berdasarkan pantauan terbaru, harga di pasaran telah mencapai Rp17.900 per liter, atau sekitar 14 persen di atas ketetapan pemerintah.
Tenaga Ahli Utama KSP Bodro Pambudimo mengatakan hasil verifikasi lapangan menunjukkan adanya dua pola harga Minyakita di pasaran. Pertama, Minyakita yang dipasok oleh BUMN pangan relatif stabil dan mendekati HET. Kedua, Minyakita yang disalurkan melalui agen dan distributor justru dijual jauh lebih tinggi.
“Minyakita stabil, tapi stabil di atas HET. Untuk itu kami mendorong agar pasokan dari produsen ke BUMN pangan ditingkatkan dari 8 persen menjadi 20–30 persen agar dampaknya lebih terasa,” kata Bodro dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang disiarkan di kanal YouTube Kemendagri, Senin (6/10).
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga Minyakita dalam lima bulan terakhir berada di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per liter. Direktur Bina Pasar Dalam Negeri Nawandaru Dwi Putra menilai pola distribusi menjadi penyebab utama harga tetap tinggi.
Menurut Nawandaru, penyaluran langsung ke pasar rakyat oleh Perum Bulog hanya mencapai 5,3 persen, sementara 58 persen pasokan justru terserap oleh distributor besar (D2) dan 14 persen oleh jaringan Rumah Pangan Kita (RPK).
“Kami melihat proporsi distribusi minyak goreng Bulog ke pasar rakyat masih sangat kecil. Padahal ini yang kami andalkan untuk menekan harga,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir meminta Bulog memperbaiki pola distribusi Minyakita. Ia menilai penyaluran lewat banyak perantara memperpanjang rantai pasok dan membuat harga naik di tingkat konsumen.
“Kalau disalurkan lewat distributor besar, rantainya makin panjang. D2 ambil untung, muncul D3 bayangan, akhirnya harga naik di pasar. HET sudah ditetapkan Rp15.700, tapi di lapangan Rp17 ribu. Ini sudah tiga tahun masalahnya tidak selesai,” tegas Tomsi.
Bulog mengakui pihaknya memang menyalurkan sebagian besar stok melalui distributor besar. Dari total 75 ribu kiloliter pasokan, sebanyak 71 ribu kiloliter sudah disalurkan, namun baru 5 persen yang langsung masuk ke pasar rakyat.
Pemerintah berharap perbaikan distribusi Minyakita bisa menekan harga dan menjaga daya beli masyarakat di tengah masih tingginya harga pangan pokok.***





















