Jakarta, Mevin.ID – Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Entitas Nasional Suara Urgensi (BENSU) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, di Jalan Kuningan Persada, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).
Mereka menuntut KPK RI menuntaskan kasus dugaan korupsi dugaan proyek WC Sultan yang terjadi saat era almarhum Eka Kusuma Atmaja.
Korlap Aksi demo Rifky mengungkapkan bahwa Kabupaten Bekasi merupakan wilayah tempat bersandarnya berbagai macam kalangan yang memiliki visi-misi untuk bertarung melawan kerasnya kehidupan. Akan tetapi semua harus dengan tindakan yang baik dan benar dalam mencapai sebuah harapan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rifky dalam orasinya menuntut agar KPK RI, agar mengusut tuntas dugaan korupsi proyek pengadaan toilet atau WA di Kabupaten Bekasi yang menelan anggaran Rp 98 miliar untuk 488 titik sekolah diKabupaten Bekasi.
“Sejumlah pihak menilai snggaran tersebut janggal. Sebab satu unit toilet seluas 3,5 m2 x 3,6 m2 itu dihargai hingga Rp 196,8 juta/titik. Karena itulah kasus ini disebut dugaan korupsi WC Sultan. Kasus ini bermula pada tahun anggaran 2021 yang dimana pada saat terjadi wabah pandemi Covid-19 terjadi,” papar Rifky, Selasa (4/2/2025).
KPK RI pada pengusutan kasus ini baru menetapkan 1 tersangka yang mana tersangka tersebut hanya menjadi menanggung akibat dari ex Pj. Bupati Bekasi yang meninggal dunia yaitu Eka Supria Atmaja. Lalu siapa 1 tersangka lagi yang masih belum diungkap dan ditangkap?
“Padahal secara analogi sederhana, ketika terjadi suatu kasus yang besar tak mungkin hanya ada 2 orang tersangka saja. Dan tentunya masih banyak pihak lain yang terlibat namun kenapa KPK RI tidak berani mengungkap atau bahkan diduga takut, apakah adanya Becking oknum Pejabat tersebut,”cetusnya.
Rifky juga menuding mantan Kabid Dinas Cipta Karya kala itu yang mana diduga kegiatan WC Sultan tersebut diduga berada dalam bidangnya, yang saat ini menjadi Kepala Dinas Cipta Karya masih menghirup udara segar dan tidak tersentuh hukum sedikitpun.
“Padahal, B.S diduga sebagai PPK Kegiatan tersebut, mengapa terkesan seperti tukar guling dan diabaikan oleh KPK?”, kata Rifky.
“Maka dalam aksi hari Senin 3 Februari 2025 kemarin, saya selalu Korlap Aksi mendesak KPK RI untuk segera selesaikan kasus ini. Dan menangkap oknum koruptor dugaan korupsi kasus WC Sultan yang mangkrak selama 4 tahun.
Adapun tuntutannya antata lain pertama Tangkap ex Kabid Bangunan Dinas Cipta Karya Kabupaten Bekasi berisial B.S yang diduga kuat aktor utama kasus korupsi “WC Sultan”, yang Kedua segera Periksa Pejabat yang diduga terlibat dalam dugaan aliran korupsi WC Sultan. Dan yang ketiga Tegakkan supremasi hukum tanpa tebang pilih, dan KPK jangan mandul. (*)