Wina, Mevin.ID – Lebih dari 70 persen warga Austria menyatakan kesediaannya untuk memboikot produk-produk Amerika Serikat sebagai bentuk protes terhadap kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, demikian hasil survei Gallup Austria yang dirilis hari ini.
Survei tersebut juga mengungkap bahwa 55 persen warga Austria menganggap kepemimpinan Trump sebagai ancaman bagi Uni Eropa, sementara hanya 32 persen mendukung pendekatan kompromi terhadap AS.
“Pemberlakuan tarif yang lebih tinggi memperkuat keinginan Uni Eropa untuk lebih mandiri dalam hubungan transatlantik. Kompromi hampir tidak dianggap sebagai solusi,” ujar Andrea Fronaschütz dari Gallup Institute.
Ketegangan hubungan antara Eropa dan Amerika Serikat selama kepemimpinan Trump memicu sentimen luas akan kemandirian Eropa. 60 persen responden mendukung agar Uni Eropa bersikap lebih independen dari AS, dan hanya 20 persen yang optimistis terhadap hubungan transatlantik selama Trump menjabat.
Boikot Digital Masih Kurang Populer
Meskipun mayoritas mendukung boikot terhadap produk fisik AS, respons terhadap layanan digital lebih beragam:
- 45 persen bersedia berhenti menggunakan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, atau X (Twitter),
- 47 persen dapat berhenti belanja di Amazon,
- 53 persen siap meninggalkan layanan streaming seperti Netflix dan Spotify,
- 66 persen menyebut perangkat AI buatan AS seperti ChatGPT tidak diperlukan.
Namun, kesenjangan usia terlihat jelas. Responden muda cenderung lebih enggan meninggalkan layanan digital buatan AS.
Sementara itu, boikot perjalanan terbukti lebih kuat, dengan 60 persen warga Austria menyatakan tidak mungkin mengunjungi AS selama masa kepresidenan Trump.***





















