Menag Perkenalkan ‘Kurikulum Cinta’ untuk Bangun Generasi Toleran

- Redaksi

Selasa, 4 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Agama Nasarudin Umar./Foto Istimewa/Humas Kemenag

Menteri Agama Nasarudin Umar./Foto Istimewa/Humas Kemenag

Jakarta, Mevin.ID – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), Nasaruddin Umar, memperkenalkan konsep “Kurikulum Cinta” dalam acara Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan pada Selasa (4/2/2025).

Acara itu turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.

Dalam pidatonya, Menag Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa tujuan utama Kurikulum Cinta adalah menciptakan generasi muda yang dibesarkan dengan nilai-nilai cinta dan toleransi, bukan kebencian. “Kami ingin menciptakan anak-anak bangsa yang tidak dicekoki dengan kebencian, tetapi dengan cinta yang dapat menyatukan perbedaan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menag menekankan bahwa pengajaran berbasis cinta akan membantu generasi penerus bangsa lebih menghargai keberagaman dengan penuh perasaan, bukan hanya sekadar di permukaan. “Kita tidak perlu menyatukan agama, tetapi yang penting adalah mengajarkan kebenaran agama masing-masing tanpa menanamkan kebencian kepada yang berbeda,” tambahnya.

Toleransi Sejati sebagai Kunci Kedamaian

Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa toleransi yang sejati adalah kunci untuk menghindari provokasi dan menjaga kedamaian masyarakat. Menurutnya, nilai-nilai agama harus diajarkan dengan cara yang membangun saling menghormati, tanpa menyebarkan kebencian terhadap pihak yang berbeda keyakinan.

Ia meyakini bahwa dengan menciptakan ikatan cinta sejak dini, generasi muda akan lebih sulit dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa.

“Jika kita menciptakan ikatan cinta sejak dini, maka akan lebih sulit bagi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa ini untuk mempengaruhi anak-anak kita,” tegasnya.

Dukungan dari PBNU

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap visi pemerintahan Republik Indonesia, terutama bagi para ulama dan pengurus NU. Gus Yahya, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama harus menyediakan diri untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi pemerintahan Indonesia yang baik dan membawa hasil yang diinginkan bagi bangsa.

“Posisi Nahdlatul Ulama adalah menyediakan diri untuk berkontribusi dalam upaya menjadikan visi ini sungguh-sungguh mencapai hasil yang diinginkan,” ujar Gus Yahya.

Ia juga mengingatkan agar para ulama dan pengurus NU dapat memahami visi ini dengan lebih baik agar mereka dapat berperan aktif dalam membangun bangsa sesuai dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.

Dengan pengenalan Kurikulum Cinta ini, diharapkan Indonesia dapat mencetak generasi yang lebih toleran dan siap menghadapi tantangan global dengan sikap saling menghargai, menjaga keberagaman, dan membangun kedamaian di masyarakat. Kurikulum ini diharapkan menjadi fondasi bagi pendidikan karakter yang lebih inklusif dan humanis.

Kurikulum Cinta tidak hanya menjadi solusi untuk mencegah radikalisme dan kebencian, tetapi juga sebagai upaya membangun generasi muda yang mampu menghadapi tantangan global dengan sikap toleran dan penuh cinta.

Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang harmonis dan berkeadilan. (*)

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Jabar Tertib: Pemprov Gandeng Polda, Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar dan Perketat Pengawasan
Siswa Sekolah Auliya Galang Rp1 Miliar untuk Bangun Sekolah di Gaza: Bukti Nyata Kepedulian Anak Bangsa
Tujuh Negara Eropa Bersatu Kecam Aksi Brutal Israel di Gaza: “Kami Tidak Akan Diam”
Kemensos Pastikan SLBN A Padjadjaran Tak Terusir, Tetap di Wyata Guna Usai Renovasi
Ketua DPRD Jabar Respons Aksi Walk Out Fraksi PDI-P: Wajar dalam Demokrasi, Tapi Harus Dikomunikasikan
Fraksi PDI-P Walk Out, Protes Dedi Mulyadi Dinilai Rendahkan DPRD Jabar
KPK Tetap Fokus Proses Hukum Hasto Kristiyanto Meski Tahu Lokasi Buron Harun Masiku
KPK Sita Rp1,8 Miliar Uang Tunai Berbagai Mata Uang Terkait Kasus Gratifikasi Mantan Bupati Kutai Kartanegara

Berita Terkait

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:15 WIB

Jabar Tertib: Pemprov Gandeng Polda, Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar dan Perketat Pengawasan

Sabtu, 17 Mei 2025 - 16:43 WIB

Siswa Sekolah Auliya Galang Rp1 Miliar untuk Bangun Sekolah di Gaza: Bukti Nyata Kepedulian Anak Bangsa

Sabtu, 17 Mei 2025 - 16:39 WIB

Tujuh Negara Eropa Bersatu Kecam Aksi Brutal Israel di Gaza: “Kami Tidak Akan Diam”

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:43 WIB

Ketua DPRD Jabar Respons Aksi Walk Out Fraksi PDI-P: Wajar dalam Demokrasi, Tapi Harus Dikomunikasikan

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:37 WIB

Fraksi PDI-P Walk Out, Protes Dedi Mulyadi Dinilai Rendahkan DPRD Jabar

Berita Terbaru