Bandung, Mevin.ID – Sebuah kampung di jantung Dago, Kota Bandung, kini berubah wajah. Ratusan rumah warga di RW 12 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, disulap menjadi kanvas hidup penuh warna dan cerita melalui mural-mural tematik. Inilah Lembur Katumbiri, destinasi wisata baru yang menyatukan seni, lingkungan, dan gotong royong.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut proyek ini sebagai langkah nyata membangun pariwisata berbasis masyarakat.
“Bandung sedang serius menggarap sektor wisata. Ini bukan urusan Dinas Pariwisata saja—bahkan Dinas Bina Marga dan SDA ikut terlibat menciptakan destinasi. Mural pun kini jadi media bercerita yang kuat,” ujar Farhan saat meresmikan kawasan tersebut pada Selasa (6/5).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari Kampung Pelangi Jadi Lembur Katumbiri
Lembur Katumbiri—dalam bahasa Sunda berarti “kampung pelangi”—adalah wajah baru dari kawasan yang dulu dikenal sebagai Kampung Pelangi 200. Kini, nuansanya lebih matang dan menyatu dengan budaya serta potensi lokal.
Sebanyak 347 rumah dicat ulang menggunakan 504 galon cat senilai Rp190 juta. Prosesnya melibatkan 150 personel lapangan, dan hasilnya viral bahkan sebelum peresmian resmi.
“Ini kolaborasi lintas sektor. Ada seniman, komunitas, warga, dan pemerintah. Kita tidak hanya mempercantik kota, tapi juga membangun rasa kepemilikan bersama,” ujar Kepala Dinas SDA dan Bina Marga, Didi Ruswandi.
Wisata Rasa Kampung: Ikan Endemik, Urban Farming, hingga Pasar Mingguan
Tak hanya visual, Lembur Katumbiri juga mengembangkan potensi lokal. Konservasi ikan endemik, pertanian urban, dan pasar mingguan kini jadi bagian dari denyut harian kampung ini. Semua itu berjalan berkat dukungan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).
“Pembangunan kota hari ini bukan lagi soal beton dan jalan semata. Tapi soal bagaimana sebuah tempat bisa meninggalkan kenangan,” tambah Farhan.
Dengan konsep tematik yang mengakar pada seni dan kebersamaan, Bandung sekali lagi membuktikan: kota ini tak pernah kehabisan cara untuk mengundang orang datang—dan betah berlama-lama.***