Negara Tidak Boleh Kalah oleh Kelompok Radikalisme dan Intoleransi

- Redaksi

Selasa, 18 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandung, Mevin.ID –  Aksi sekelompok masyarakat di Garut, Jawa Barat yang melakukan sweeping atau razia warung saat siang hari Ramadan viral.

Banyak pihak menyesalkan aksi anarkis tersebut. Salah satunya Pendiri NII Crisis Center – Ken Setiawan menceritakan pengalamannya ketika dirinya berkunjung ke Garut beberapa waktu yang lalu.

“Indonesia adalah negara hukum. Semua warga negara harus tunduk kepada aturan yang sudah ditetapkan. Tidak boleh ada orang yang main hukum sendiri, dengan melakukan razia”, kata Ken Setiawan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga : Aksi Sweeping Warung Makan di Garut Saat Ramadan Viral, Menuai Kecaman

Lebih lanjut Ken Setiawan mengatakan, bahwa wilayah garut banyak orang yang membicarakan tentang Negara Islam atau Khilafah bukan saja orang – orang yang di anggap Tokoh bagi Kelompoknya tapi orang – orang bertato pun ikut membicarakan tentang Negara Islam.

“Mereka menyebutnya sebagai Haris atau Sang Pengawal, ini menunjukan begitu sistimatis, masif dan terstrukturnya gerakan Radikalisisme dan Intoleransi di Garut.”, kata Ken Setiawan dalam rilisnya.

Sementara Asep Muhargono Mantan Mudir Am Laznah Jawa Barat yang sekaligus Ketua Umum Prabu Foundation sebuah Lembaga yang menaungi mantan teroris mengatakan, bahwa tindakan sweeping warung makan yang dilakukan ormas di Ramadhan jelas tidak dibenarkan. Sebab, ormas tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan razia. Apalagi razia itu dilakukan dengan cara-cara kasar dan arogan.

“Ketika dirinya berkunjung ke beberapa Pesantren di Garut dirinya mendapat sambutan yang hangat dan pola dakwah yang sejuk sehingga kejadian sweeping yang dilakukan oleh oknum tertentu mengidikasikan adanya Pola Radikalisme dan Intoleransi bahkan Terorisme yang menebarkan rasa ketakutan terhadap orang lain”, kata Asep Sumargono.

Selanjutnya Asep Muhargono mengatakan bahwa Negara harus bersikap tegas terhadap aksi aksi main hakim sendiri, Tanpa tindakan tegas dari negara, fenomena ini berpotensi menyebar ke daerah lain dan mengancam keutuhan NKRI.

“Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.”, pungkas Asep***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Disdik Kota Bekasi Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.30, Uji Coba hingga 21 Juli
Tak Terapkan Jam Masuk 06.30 WIB, Ini Sikap Resmi Pemkab Bogor
Pemkot Bogor Tak Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.30 WIB, Ini Alasannya
Bejat, Pria 63 Tahun Cabuli Tetangga Berkebutuhan Khusus di Serang
Presiden Partai Buruh dan Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Jumadi Bin Rubino di Bekasi
Tragis! Remaja Putri di Cianjur Jadi Korban Kejahatan Seksual Berjamaah, 10 Pelaku Ditangkap
Tokoh Buruh dan Penggerak Warga Mustika Grande, Jumadi Bin Rubino Wafat
Pemkab Bekasi Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.30 WIB Mulai 14 Juli 2025

Berita Terkait

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:25 WIB

Tak Terapkan Jam Masuk 06.30 WIB, Ini Sikap Resmi Pemkab Bogor

Minggu, 13 Juli 2025 - 20:21 WIB

Pemkot Bogor Tak Terapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 06.30 WIB, Ini Alasannya

Minggu, 13 Juli 2025 - 14:08 WIB

Bejat, Pria 63 Tahun Cabuli Tetangga Berkebutuhan Khusus di Serang

Minggu, 13 Juli 2025 - 13:46 WIB

Presiden Partai Buruh dan Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Jumadi Bin Rubino di Bekasi

Minggu, 13 Juli 2025 - 11:24 WIB

Tragis! Remaja Putri di Cianjur Jadi Korban Kejahatan Seksual Berjamaah, 10 Pelaku Ditangkap

Berita Terbaru

Foto: Seorang ASN BKKBN Sulteng bernama Ariel Huma meninggal di Kabupaten Donggala. (dok. istimewa)

Editorial

Negara yang Sibuk Membangun, Tapi Lupa Jalan Pulang

Senin, 14 Jul 2025 - 08:51 WIB