Nongkrong, Roti Hangat, dan Obrolan Panjang: Rahasia Umur Panjang dari Bukit Sardinia

- Redaksi

Minggu, 6 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DI SEBUAH desa kecil di perbukitan Sardinia, Italia, matahari pagi datang perlahan, menyapu lembut dinding batu dan ladang anggur yang mulai menguning.

Di teras rumah mungilnya, Nonno Pietro—seorang pria berusia 98 tahun—duduk di kursi kayu, menyesap anggur merah buatan sendiri sambil menunggu roti keluar dari oven tanah liat.

Ia bukan tokoh terkenal. Tak punya medsos. Tapi hidupnya panjang, damai, dan terasa penuh. Bukan karena obat mahal, bukan karena alat canggih. Tapi karena sesuatu yang kini terasa langka: kesederhanaan dan keterhubungan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia bangun tanpa alarm. Tidak buru-buru mengejar waktu.

Aktivitasnya? Menyapu kebun. Memetik tomat. Berjalan ke rumah tetangga. Ia tidak menyebut itu “olahraga”, tapi “hidup”.

“Makanan terbaik,” katanya suatu hari, “bukan yang paling mahal, tapi yang kita tanam sendiri, yang kita masak sendiri, dan kita makan bersama.”

Di Sardinia, hampir semua orang tahu cara membuat roti dan keju sendiri. Mereka jarang makan daging. Tapi tubuh mereka kuat, langkah mereka ringan, dan wajah mereka damai.

Di malam hari, halaman rumah berubah jadi ruang tamu besar. Kakek-nenek, anak-anak, tetangga duduk bersama. Obrolan panjang tanpa gawai. Tawa renyah tanpa filter.

Di sini, tidak ada orang tua yang merasa usang.

Mereka adalah pusat keluarga. Penjaga cerita. Pemandu arah.

Di Sardinia, umur panjang bukan tentang memperpanjang usia biologis. Tapi memperpanjang makna dari setiap hari yang dijalani.

Pietro pernah ditanya, apa rahasianya bisa hampir satu abad tetap sehat?

Ia tertawa pelan, lalu menunjuk dadanya.

“Tidak ada rahasia. Kami hanya hidup seperti manusia seharusnya hidup. Bergerak, berkumpul, bersyukur.”

Di tengah dunia yang makin tergesa, di mana pertemuan digantikan notifikasi, dan makan malam lebih sering ditemani layar ketimbang wajah manusia, kisah-kisah seperti milik Pietro jadi pengingat: bahwa untuk hidup lebih lama, kita mungkin hanya perlu kembali ke hal-hal paling sederhana.

Jalan kaki. Makan bareng. Nongkrong tanpa gawai. Dan merasa berarti di tengah orang-orang yang mencintai.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

15 Manfaat Kunyit yang Terbukti Ilmiah, dari Perkuat Imun sampai Bantu Diet
Henry, Buaya Tertua di Dunia: Berumur 125 Tahun dan Punya 10.000 Anak
Gunung Rinjani Kembali Memakan Korban: Antara Jalur Licin dan Mitos Dewi Anjani
Kasus Virus Hanta Ditemukan di Bandung Barat, Pasien Kini Telah Sembuh
Ngopi Malam Hari? Tidur Bisa, Tapi Jantung Belum Tentu Istirahat
Saat Lambung Terbakar, Bukan Hanya Makanan yang Harus Diubah — Tapi Cara Pandang
Mpox Kembali Mengancam: Terjadi Lonjakan Kasus
Yogyakarta Temukan Satu Kasus COVID-19, Pasien Sudah Sembuh

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 19:39 WIB

15 Manfaat Kunyit yang Terbukti Ilmiah, dari Perkuat Imun sampai Bantu Diet

Minggu, 6 Juli 2025 - 13:40 WIB

Nongkrong, Roti Hangat, dan Obrolan Panjang: Rahasia Umur Panjang dari Bukit Sardinia

Minggu, 6 Juli 2025 - 09:11 WIB

Henry, Buaya Tertua di Dunia: Berumur 125 Tahun dan Punya 10.000 Anak

Sabtu, 28 Juni 2025 - 14:06 WIB

Gunung Rinjani Kembali Memakan Korban: Antara Jalur Licin dan Mitos Dewi Anjani

Minggu, 22 Juni 2025 - 16:44 WIB

Kasus Virus Hanta Ditemukan di Bandung Barat, Pasien Kini Telah Sembuh

Berita Terbaru

Ekonomi

Hari Koperasi Nasional ke-78: Saatnya Koperasi Naik Kelas

Jumat, 11 Jul 2025 - 20:14 WIB

Berita

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri

Jumat, 11 Jul 2025 - 18:40 WIB