Normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas: Kolaborasi Pemerintah Atasi Banjir Menahun

- Redaksi

Senin, 5 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Bogor Rudy Susmanto di Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA/M Fikri Setiawan

Bupati Bogor Rudy Susmanto di Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA/M Fikri Setiawan

Bogor, Mevin.ID – Setiap kali hujan deras turun, warga di Desa Bojongkulur dan Gunungputri, Kabupaten Bogor, cemas. Banjir tahunan yang melanda kawasan ini seakan tak ada habisnya.

Namun, harapan untuk masa depan yang lebih baik kini muncul setelah pemerintah Kabupaten Bogor, bersama sejumlah pemangku kepentingan, memulai langkah nyata dalam normalisasi dua sungai utama: Cileungsi dan Cikeas.

Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyatakan bahwa pelaksanaan normalisasi sungai ini dilakukan dengan pendekatan kolaboratif antara Pemkab Bogor, Pemkot Bekasi, Pemkab Bekasi, Pemprov Jabar, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PU RI).

“Kami berkomunikasi intens dengan pemerintah pusat, rapat-rapat sudah kami tindaklanjuti. Mudah-mudahan, dalam waktu dekat, ada langkah nyata dari Kementerian PU,” kata Rudy Susmanto di Cibinong pada Senin (5/5).

Kolaborasi untuk Mengatasi Banjir

Masalah banjir di sepanjang daerah aliran Sungai Cileungsi dan Cikeas bukanlah hal baru. Warga Bojongkulur dan Gunungputri telah lama merasakan dampak buruknya, terutama saat musim hujan.

Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat menjadi kunci utama untuk menyelesaikan masalah ini.

Rudy menegaskan bahwa Pemkab Bogor kini tengah melakukan inventarisasi lahan milik pemerintah yang terletak di sepanjang sempadan kedua sungai ini. Langkah ini merupakan upaya untuk mempermudah pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi.

“Kami mohon maaf apabila prosesnya terasa lama, tapi kami pastikan di pemerintahan yang baru, kami akan berkolaborasi dengan masyarakat Bojongkulur. Insya Allah, kita hadapi ini bersama-sama,” ujarnya dengan penuh harapan.

Anggaran dan Timeline

Biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan di Kabupaten Bogor diperkirakan sekitar Rp370 miliar, sementara total biaya yang diperlukan untuk normalisasi kedua sungai di dua wilayah, termasuk Bekasi, diperkirakan mencapai Rp700-800 miliar.

Meskipun biaya yang diperlukan cukup besar, Rudy yakin bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah akan mempercepat proses ini.

Muji Lestari, Perwakilan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa Bupati Rudy Susmanto telah menginstruksikan jajaran pemerintah untuk menginventarisasi aset daerah yang ada di sekitar sempadan kedua sungai ini.

Langkah ini dilakukan guna menekan biaya pembebasan lahan dan mempercepat normalisasi.

“Timeline dari pemerintah pusat, Desember 2025 inventarisasinya sudah selesai,” kata Muji.

Dua Desa yang Jadi Prioritas

Normalisasi sungai akan difokuskan di dua desa Kecamatan Gunungputri, yaitu Bojongkulur dan Ciangsana. Kedua desa ini menjadi titik utama perhatian, karena seringkali menjadi kawasan terdampak parah saat banjir melanda.

Dengan adanya normalisasi ini, harapannya sungai dapat mengimbangi debit air saat hujan lebat, sehingga risiko banjir di kawasan tersebut dapat ditekan.

Pemerintah Kabupaten Bogor menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi bencana banjir, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat, dan masyarakat pun menjadi fondasi utama dalam mencapai tujuan ini.***

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Komisi III DPRD Majalengka Soroti Kualitas Proyek Infrastruktur, PUTR Janji Perkuat Pengawasan
Dinas PUTR Majalengka Targetkan Tambah 111 Tenaga Pengawas Proyek pada 2026
AMGB : Bupati Bekasi Diduga Tak Punya Nyali Tegakkan Perda Fasos Fasum No.9 Tahun 2017
Gagal di Uji Kelayakan OJK, Helmy Yahya dan Bossman Mardigu Tak Jadi Komisaris BJB
DPRD Bekasi Berbagi di Pinggir Jalan, Pengemudi Ojol Paling Banyak Terima Manfaat
Dari Korban Jadi Tersangka: Kisah Haris Fadila di Malam Pengeroyokan
Polisi Temukan Surat Tulis Tangan dalam Kasus Mahasiswi Unpak yang Jatuh dari Lantai 3
Pemkot Bandung Kebut Penanganan Sampah, Targetkan Insinerator Beroperasi dalam Tiga Bulan

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 07:44 WIB

Komisi III DPRD Majalengka Soroti Kualitas Proyek Infrastruktur, PUTR Janji Perkuat Pengawasan

Jumat, 14 November 2025 - 20:26 WIB

Dinas PUTR Majalengka Targetkan Tambah 111 Tenaga Pengawas Proyek pada 2026

Jumat, 14 November 2025 - 19:06 WIB

AMGB : Bupati Bekasi Diduga Tak Punya Nyali Tegakkan Perda Fasos Fasum No.9 Tahun 2017

Jumat, 14 November 2025 - 17:12 WIB

Gagal di Uji Kelayakan OJK, Helmy Yahya dan Bossman Mardigu Tak Jadi Komisaris BJB

Jumat, 14 November 2025 - 13:53 WIB

DPRD Bekasi Berbagi di Pinggir Jalan, Pengemudi Ojol Paling Banyak Terima Manfaat

Berita Terbaru