Olah Jelantah, Selamatkan Lingkungan Hasilkan Cuan

- Redaksi

Minggu, 9 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggagas PALiM Eco Friendly, Hari Suprayitno

Penggagas PALiM Eco Friendly, Hari Suprayitno

Malang, Mevin.ID Minyak bekas pakai atau yang biasa kita sebut minyak jelantah acapkali dianggap sebagai limbah rumah tangga yang tidak berguna lagi. Namun, walau dianggap sebagai sampah, ternyata minyak jelantah memiliki nilai ekonomis.

Minyak jelantah ini ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai manfaat, seperti sabun, lilin, hingga biodiesel.

Di Kota Malang, ada banyak tempat pengepul minyak jelantah. Salah satunya adalah PALiM Eco Friendly yang terletak di Jalan Kolonel Sugiono No. 227, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tempat ini, setiap liter minyak jelantah yang disetorkan oleh masyarakat dikompensasi dengan uang sebesar Rp5.000,00 (harga saat ini).

Tak hanya minyak jelantahnya, bahkan ampas hingga sisa gorengan pun bernilai rupiah, karena bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Tak melulu menghasilkan rupiah, kehadiran wadah seperti PALiM Eco Friendly ini mampu mengurangi limbah minyak goreng di lingkungan masyarakat dan menghindari pencemaran lingkungan.

Penggagas PALiM Eco Friendly, Hari Suprayitno mengungkapkan bahwa minyak jelantah yang terkumpul ini tak hanya berasal dari Kota Malang saja, namun juga hingga luar kota di Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan Pandaan. Eksis sejak 2017, PALiM Eco Friendly setiap harinya mampu mengumpulkan ratusan liter jelantah.

“Kalau di kami sehari bisa terkumpul sampai 500 liter. Tidak cuma dari resto atau hotel, kami juga ambil dari ibu-ibu rumah tangga, dan kami tidak ada pembatasan, berapapun bisa kami ambil atau disetor ke sini. Lalu, minyak jelantah ini diekspor ke Belanda untuk diolah menjadi biodiesel. Untuk proses ekspornya kami kerja sama dengan pabrik di wilayah Turen,” cerita Hari seperti dikutip dari infopublik, Kamis (6/2/2025) kemarin.

Hari juga menceritakan jika awalnya usaha ini berlabel Siklus Hijau. Seiring berjalannya waktu, Hari mengubah nama menjadi PaLim yang merupakan akronim dari ‘Pahlawan Limbah’.

“Ini sekaligus menjadi ajakan bagi masyarakat untuk makin menggencarkan ramah lingkungan dan mengolah limbah dengan tepat. Jadi kami rasa kalau pakai nama PALiM ini lebih masuk lah,” katanya.

Tak sekadar mendulang rupiah, melalui usahanya ini Hari juga ingin mengajak masyarakat untuk menjaga alam agar tetap lestari, yakni dengan tidak membuang minyak bekas pakai dengan sembarangan.

Karena itulah, dalam berbagai kesempatan Hari juga menggelar sosialisasi kepada kelompok masyarakat seperti PKK atau kala ada perkumpulan warga. Hari pun tak lelah terus mengedukasi masyarakat untuk ikut andil menjadi pahlawan bagi lingkungannya.

“Seringkali kan kita buang jelantah langsung begitu saja di saluran pembuangan air, bak cuci piring, bahkan ke tanah atau sungai.

Tapi ini memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Gampangnya kan bisanya kita buang di lubang pembuangan cucian, nah minyak itu kan lama-lama bisa padat bisa menyumbat saluran.

Kalau di sungai, minyak itu kan posisinya di atas air, dia bisa menghambat sinar matahari masuk, efeknya ya ikan atau tumbuhan air bisa mati,” tuturnya mengedukasi.

Bersama dengan timnya, Hari mengedukasi masyarakat bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi berbagai barang-barang bermanfaat.

“Soalnya banyak yang khawatir kalau minyak jelantah yang kita kumpulkan ini nanti diolah lagi jadi minyak goreng curah. Ya memang masih ada praktik seperti itu, tapi itu oknum. Tapi kami sosialisasikan jelantah itu seperti apa, nanti bisa diolah menjadi apa, bahayanya seperti apa. Jadi masyarakat itu tahu dan hati-hati juga memilih tempat pengepul,” tutupnya. ***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menkop Budi Arie Bantah Tuduhan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Top Down: “Pembentukan Tetap dari Bawah”
Menteri UMKM : Hukuman Pidana Hanya Terakhir, Pembinaan Jadi Prioritas untuk Pelaku UMKM
Menjaga Asa di Tengah Gejolak: Jurus Pemerintah Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Sambut Hari Kebangkitan Nasional 2025, PLN UP3 Majalaya Diskon 50 Persen Tambah Daya
Ledakan Pendaftar Mitra POMINDO Terjadi di Cirebon
Pemuda Bekasi Diminta Ambil Peran dalam Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
Program Makan Bergizi Gratis Bakal Buka 90 Ribu Lowongan untuk Sarjana Muda
Resmi Teken Keppres, Presiden Prabowo Bentuk Satgas Nasional untuk Wujudkan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 21:30 WIB

Menkop Budi Arie Bantah Tuduhan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Top Down: “Pembentukan Tetap dari Bawah”

Jumat, 16 Mei 2025 - 21:25 WIB

Menteri UMKM : Hukuman Pidana Hanya Terakhir, Pembinaan Jadi Prioritas untuk Pelaku UMKM

Jumat, 16 Mei 2025 - 21:05 WIB

Menjaga Asa di Tengah Gejolak: Jurus Pemerintah Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Rabu, 14 Mei 2025 - 09:39 WIB

Sambut Hari Kebangkitan Nasional 2025, PLN UP3 Majalaya Diskon 50 Persen Tambah Daya

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:20 WIB

Ledakan Pendaftar Mitra POMINDO Terjadi di Cirebon

Berita Terbaru