Purwakarta, Mevin.ID – Selasa pagi, 15 April 2025, udara segar menyapa Desa Campakasari, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.
Di tengah aktivitas warga yang sederhana, sebuah pemandangan tak biasa menarik perhatian: seorang lelaki bersarung, menyingsingkan lengan baju, berjalan perlahan di pinggir danau sambil menyapa warga satu per satu. Dia adalah Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein—akrab disapa Om Zein.
Hari itu, bukan panggung megah atau pidato di mimbar yang ia cari. Om Zein datang membawa program yang ia sebut “Ngosrek”—sebuah pendekatan unik untuk menyelami langsung denyut kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Lokasinya pun bukan sembarangan. Ia memilih Situ Cigangsa, danau alami yang tengah disiapkan menjadi destinasi wisata unggulan Purwakarta.
Namun, bagi Om Zein, keindahan alam saja tak cukup. Ia ingin melihat sendiri apakah danau itu benar-benar siap menyambut wisatawan. Bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari cara masyarakat memperlakukan lingkungannya.
“Apa gunanya Situ Cigangsa kita poles secantik mungkin, kalau masih ada yang buang sampah sembarangan, rumput liar dibiarkan tumbuh liar, dan keamanan belum terjaga?” ujarnya pelan namun tegas, sembari menunjuk ke semak-semak yang mulai menutup jalur pejalan kaki di tepi danau.
Bagi Om Zein, wisata bukan semata membangun jalan dan fasilitas, tapi membangun mental, rasa memiliki, dan kepedulian. Ia yakin, hanya dengan kesadaran kolektif dari masyarakat, sebuah destinasi bisa benar-benar hidup dan tumbuh.
Program Ngosrek bukan kunjungan seremonial. Ia berdialog dengan warga, ikut membersihkan sampah, dan bahkan tak segan menyusuri semak demi melihat langsung kondisi lingkungan. Langkah-langkah kecil itu, katanya, adalah cara untuk mengingatkan bahwa perubahan dimulai dari kebiasaan sehari-hari.
“Situ Cigangsa ini punya potensi luar biasa. Tapi sebelum mengundang wisatawan, kita harus mendidik diri kita sendiri untuk jadi tuan rumah yang layak,” tuturnya sambil tersenyum, matanya menatap danau yang tenang namun penuh harapan.
Kehadiran Om Zein hari itu bukan hanya meninggalkan jejak di tanah becek tepi danau, tapi juga di hati warga yang tersadar: membangun tempat wisata adalah urusan bersama. Dari kebersihan, keamanan, hingga keramahan.
Dan Situ Cigangsa, di tangan masyarakat yang tergerak, bukan tidak mungkin menjadi cermin keberhasilan Purwakarta dalam menyatukan alam, budaya, dan kesadaran bersama.***





















