Pantau 82 Juta Anak, BGN Siapkan Sistem Digital Raksasa untuk Program Makan Bergizi

- Redaksi

Selasa, 24 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis

Jakarta, Mevin.ID – Mau kasih makan 82 juta anak, tapi nggak boleh asal kasih. Harus tepat, sehat, dan nggak basi. Itulah tantangan besar yang sedang dihadapi Badan Gizi Nasional (BGN) lewat program unggulannya: Makan Bergizi (MBG).

Untuk itu, BGN tengah menyiapkan sistem digital berskala nasional yang bakal jadi tulang punggung pemantauan pelaksanaan MBG di seluruh Indonesia. Sistem ini akan mencakup ribuan dapur, jutaan anak, dan miliaran data transaksi gizi—semuanya terintegrasi secara real-time.

“Bayangkan, kita harus monitor pemberian makanan di 30.000 dapur, menjangkau 82,9 juta penerima. Kalau tidak pakai sistem digital yang benar-benar bagus, akan sangat sulit,” ujar Tigor Pangaribuan, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, dalam pernyataan di kanal YouTube BGN, Senin (23/6/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sistem ini bukan sekadar dashboard pelaporan. Menurut Tigor, sistem digital MBG akan mengawasi setiap tahap: dari proses memasak, pengemasan, pengantaran, hingga makanan benar-benar sampai ke tangan penerima—dalam kondisi hangat dan layak konsumsi.

Data Jadi Kunci Dapur Bergizi

BGN tak asal bikin sistem. Semua berbasis data. Sebaran anak sekolah jadi kompas dalam menentukan lokasi dapur MBG.

“Data kami menunjukkan konsentrasi anak sekolah terbanyak ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Artinya, dapur-dapur harus diperbanyak di sana. Tapi di wilayah seperti Kutai Barat, yang aksesnya sulit, mungkin satu dapur hanya bisa layani 1.000 anak,” jelas Tigor.

Idealnya, satu dapur bisa melayani hingga 3.000 anak, asalkan pengantaran tidak lebih dari 30 menit atau sekitar 6 km. Jika pengiriman terlalu lama, makanan bisa kehilangan kualitas, bahkan basi sebelum diterima anak-anak.

“Kalau ngantar sampai satu jam untuk 3.000 anak, makanan bisa basi sebelum semua diantar. Ini semua jadi bagian dari pertimbangan kami dalam desain sistem,” tambahnya.

Butuh Mitra Teknologi Andal

Tigor menyebut, tantangan terbesar adalah skalabilitas. Sistem digital yang dibangun tidak boleh gampang ‘ngadat’.

“Kami butuh mitra teknologi yang benar-benar paham skala besar. Jangan sampai bilang bisa, tapi sistemnya crash saat data masuk jutaan. Ini bukan proyek kecil,” tegasnya.

BGN juga belajar dari praktik global. Jepang dan India disebut sebagai referensi, karena memiliki sistem pengantaran makanan bergizi ke sekolah yang memperhitungkan jarak dan kecepatan distribusi secara presisi.

Teknologi untuk Gizi, Bukan Sekadar Angka

Proyek digitalisasi MBG ini mencerminkan perubahan besar dalam cara negara hadir di meja makan anak-anak Indonesia. Tak lagi dengan pendekatan kertas dan tanda tangan, tapi lewat algoritma, sensor suhu, dan peta sebaran gizi.

“Ini bukan sekadar proyek logistik. Ini proyek masa depan bangsa. Gizi hari ini adalah kualitas SDM besok,” tutup Tigor.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri
Kasus Fitnah Ijazah Palsu, Laporan Jokowi Naik ke Penyidikan
Kemendagri Tunggu Hasil DNA Mayat Tanpa Kepala yang Ditemukan di Ciliwung
Kejagung Tetapkan Riza Chalid sebagai Tersangka Korupsi Migas, Negara Rugi Rp 285 Triliun
Kapolri Listyo Sigit Terima Penghargaan dari ITUC atas Dedikasi bagi Keadilan Ketenagakerjaan
KP2MI Pastikan Perlindungan Pekerja Migran RI dalam Kerja Sama dengan Qatar
Misteri Mayat Tanpa Kepala di Kali Ciliwung: Tubuh Membusuk, Dikelilingi Biawak, dan Sulit Diidentifikasi
Misteri Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan: Bunuh Diri, Pembunuhan, atau Tekanan Psikologis?

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:40 WIB

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:30 WIB

Kasus Fitnah Ijazah Palsu, Laporan Jokowi Naik ke Penyidikan

Jumat, 11 Juli 2025 - 18:07 WIB

Kemendagri Tunggu Hasil DNA Mayat Tanpa Kepala yang Ditemukan di Ciliwung

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:46 WIB

Kejagung Tetapkan Riza Chalid sebagai Tersangka Korupsi Migas, Negara Rugi Rp 285 Triliun

Kamis, 10 Juli 2025 - 23:09 WIB

Kapolri Listyo Sigit Terima Penghargaan dari ITUC atas Dedikasi bagi Keadilan Ketenagakerjaan

Berita Terbaru

Ekonomi

Hari Koperasi Nasional ke-78: Saatnya Koperasi Naik Kelas

Jumat, 11 Jul 2025 - 20:14 WIB

Berita

Kejagung Buru Riza Chalid, Pantau Hingga Luar Negeri

Jumat, 11 Jul 2025 - 18:40 WIB