Bandung, Mevin.ID – Seorang perempuan berinisial WY (30) menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pria lanjut usia saat sedang berjalan kaki di kawasan Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (10/6/2025). Aksinya terjadi cepat, tapi bekasnya—baik secara psikologis maupun sosial—tak sebentar.
Kejadian itu terekam kamera ponsel WY, yang kemudian ia unggah ke Instagram pribadinya. Dalam video yang viral itu, korban terlihat menangis dan meluapkan amarahnya pada pelaku yang berdiri di pintu angkot—yang diduga sempat menyentuh bagian sensitif tubuh korban secara tiba-tiba.
“Saat itu korban sedang jalan kaki bersama temannya, lalu dari arah belakang ada angkot yang lewat. Korban merasa dilecehkan,” kata Kapolsek Dayeuhkolot AKP Triyono, Rabu (11/6).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lihat postingan ini di Instagram
Video WY menjadi alarm publik. Ia bukan hanya bukti visual, tapi juga bentuk keberanian yang sering kali langka: korban tidak diam, tidak bungkam, dan tidak menormalisasi perlakuan tak senonoh yang kerap dianggap “sepele”.
Pelaku: Lansia, Diduga Alami Gangguan Kejiwaan
Pelaku yang diketahui berinisial Y (56), seorang pria lansia, sudah dimintai keterangan oleh polisi. Ia didampingi pihak keluarga saat dikunjungi aparat di rumahnya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Menurut Kapolsek, saat ini kasus sudah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Bandung. Polisi juga tengah mendalami apakah pelaku mengalami gangguan jiwa, sebagaimana disebutkan beberapa warga sekitar.
“Namun yang bisa memastikan adalah ahlinya, seperti dokter kejiwaan. Jadi kami masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Ketika Ruang Publik Tak Aman untuk Perempuan
Kasus ini kembali menegaskan bahwa ruang publik belum benar-benar aman bagi perempuan. Bahkan dalam aktivitas harian seperti berjalan kaki di siang hari, risiko pelecehan tetap mengintai—baik di halte, trotoar, hingga pintu angkot.
Meski pelaku sudah diamankan, pertanyaan besar masih menggantung: berapa banyak kasus serupa yang tidak sempat terekam? Berapa banyak yang tidak viral? Dan berapa banyak korban yang memilih diam karena takut disalahkan atau diremehkan?
WY memilih melawan. Videonya menyentuh kesadaran publik, tetapi juga mengingatkan: keberanian korban bukanlah solusi tunggal—penegakan hukum dan pendidikan publik juga harus hadir.***